“sudah kubilang kalau masuk ke kamar orang ketuk pintunya dulu” “ah ngapain kebagusan untukmu”
“dasar! Terserah kakak sajalah” lalu kakak mendekatiku “Yuri, kau menangis?”
“siapa yang emenangis? Aku hanya mengantuk”
“kau yakin? Hm… ternyata kau menyukai Sato ya?”
“kak sudahlah aku mau tidur! Kakak keluar saja”
“baik – baik kakak keluar” keesokan hari aku berangkat sekolah pagi – pagi, aku pergi ke sekolah sendirian tidak diantar kakakku atau pergi bersama Sato, aku hanya berjalan kaki sendirian sekalian menenangkan fikiranku. Aku terus dan terus berjalan tiba – tiba aku bertabrakan dengan seseorang “aduuh, kau tidak apa – apa nona?” kata orang yang kutabrak tersebut “aku tidak apa – apa maaf aku menabrakmu”
“hm… iya tidak apa – apa kau sekolah dimana? Oh ya aku lupa namaku Adit salam kenal” orang ini aneh langsung memperkenalkan diri seperti itu dan langsung menanyakan dimana sekolahku benar – benar aneh “ah ah iya namaku Yuri, aku sekolah disana”
“owh itu kan sekolah elit, Yuri… seperti nama orang Jepang ya”
“iya ayahku berasal dari Jepang”
“oh begitu”
“eh sudah ya sampai nanti aku takut terlambat”