PENDAHULUAN
Dalam dunia kerja, manajemen karir dan kesejahteraan karyawan merupakan faktor
penting yang berpengaruh signifikan terhadap produktivitas sebuah perusahaan. Manajemen
karir yang baik dapat membantu karyawan mengembangkan keterampilan serta merencanakan
jenjang karir mereka di dalam perusahaan. Sementara itu, kesejahteraan karyawan, baik dalam
bentuk gaji, tunjangan, maupun fasilitas lainnya, turut memengaruhi loyalitas dan motivasi
kerja. Hal ini membuat perusahaan harus memiliki strategi yang tepat dalam mengelola sumber
daya manusia.
Penelitian ini difokuskan pada Kampung Kuliner Kroya, sebuah usaha kuliner lokal
yang menjadi salah satu penyedia lapangan kerja di wilayah Kroya. Sebagai usaha yang
bergerak di sektor informal, Kampung Kuliner Kroya memiliki sistem manajemen karyawan
dengan karakteristik unik. Berbeda dengan perusahaan formal, usaha kuliner kecil sering kali
menghadapi tantangan dalam menyediakan kesejahteraan optimal bagi para pekerjanya, seperti
minimnya jaminan pensiun, variasi gaji, dan sistem pelatihan yang sederhana.
Penelitian ini dilakukan melalui metode wawancara langsung dengan pihak pengelola
Kampung Kuliner Kroya. Wawancara ini mencakup berbagai aspek penting, seperti tahapan
perekrutan karyawan, pelaksanaan training atau pelatihan kerja, sistem penggajian, serta
fasilitas kesejahteraan yang diberikan. Semua aspek tersebut ditelaah untuk memberikan
gambaran komprehensif tentang bagaimana manajemen sumber daya manusia dijalankan di
usaha kecil tersebut.
Adapun tujuan dari penelitian ini adalah untuk memahami lebih dalam bagaimana
usaha kuliner lokal seperti Kampung Kuliner Kroya mengelola sumber daya manusia di tengah
keterbatasan. Selain itu, penelitian ini juga bertujuan untuk mengidentifikasi peluang perbaikan
dalam sistem manajemen karir dan kesejahteraan karyawan agar usaha kecil ini dapat semakin
berkembang dan memberikan dampak positif bagi pekerjanya.
METODE PENELITIAN
 Penelitian ini menggunakan metode kualitatif deskriptif dengan teknik pengumpulan
data melalui wawancara. Informan kunci dalam wawancara adalah manajer sumber daya
manusia atau karyawan yang bertanggung jawab dalam perekrutan. Data yang diperoleh
dianalisis secara sistematis untuk mendapatkan gambaran terkait manajemen karir dan
kesejahteraan di Kampung Kuliner Kroya.
HASIL DAN PEMBAHASAN
 Dalam mengelola sebuah usaha, terutama di sektor kuliner lokal, proses manajemen
karyawan menjadi aspek krusial yang memengaruhi kelancaran operasional. Kampung Kuliner
Kroya, sebagai salah satu usaha kuliner lokal di wilayah Kroya, memiliki sistem manajemen
sumber daya manusia yang cukup sederhana namun efektif. Dalam bagian ini, akan dibahas
mengenai proses rekrutmen dan seleksi, pelatihan karyawan, sistem penggajian, tunjangan
kesejahteraan, serta penunjukan tanggung jawab karyawan sesuai dengan kondisi operasional
yang ada.
1) Proses Rekrutmen dan Seleksi
Kampung Kuliner Kroya menerapkan proses rekrutmen yang sederhana dan efisien
untuk mendapatkan karyawan. Rekrutmen ini dilakukan melalui tahapan wawancara
selama satu hari. Proses ini dinilai efektif dalam menghemat waktu dan sumber daya,
mengingat usaha kuliner memiliki lingkungan kerja yang cepat dan dinamis. Dalam proses
seleksi, prioritas diberikan kepada calon karyawan yang memiliki pengalaman kerja
sebelumnya, khususnya di rumah makan atau usaha serupa. Pengalaman ini menjadi
indikator kesiapan calon karyawan dalam beradaptasi dengan ritme kerja di Kampung
Kuliner Kroya.
2) Pelatihan Karyawan
Setelah melalui tahapan rekrutmen, karyawan yang lolos seleksi diwajibkan mengikuti
pelatihan selama satu minggu. Pelatihan ini dilaksanakan dalam jadwal kerja penuh,
dimulai dari pukul 08.00 hingga 21.00 setiap harinya. Dalam periode pelatihan ini,
karyawan diberikan pemahaman yang mendalam mengenai tugas dan tanggung jawab
sesuai dengan posisi atau jabatan yang akan mereka isi. Pelatihan ini bertujuan untuk
memastikan setiap karyawan mampu menjalankan pekerjaannya secara efektif dan efisien
ketika mulai terlibat dalam kegiatan operasional sehari-hari.
3) Sistem Penggajian
Sistem penggajian di Kampung Kuliner Kroya ditentukan berdasarkan jabatan dan
tanggung jawab masing-masing karyawan. Gaji yang ditawarkan berkisar antara
Rp1.200.000 hingga Rp2.500.000 per bulan. Rentang gaji ini dianggap wajar dan sesuai
dengan standar usaha kuliner lokal di wilayah Kroya. Namun, meskipun demikian, terdapat
potensi pengembangan dalam hal kesejahteraan karyawan, seperti pemberian tunjangan
tambahan atau insentif berbasis kinerja yang dapat meningkatkan motivasi serta loyalitas
mereka terhadap perusahaan.
4) Tunjangan dan Kesejahteraan
Kesejahteraan karyawan di Kampung Kuliner Kroya ditunjukkan melalui pemberian
Tunjangan Hari Raya (THR). Setiap karyawan menerima THR sebesar satu bulan gaji
menjelang hari raya. Pemberian THR ini menjadi salah satu bentuk apresiasi perusahaan
terhadap karyawan serta membantu memenuhi kebutuhan mereka saat hari besar. Namun,
di sisi lain, tidak adanya jaminan pensiun menjadi tantangan tersendiri. Karyawan yang
bekerja di sektor ini, khususnya yang bukan pegawai negeri sipil (non-PNS), menghadapi
ketidakpastian kesejahteraan di masa tua. Hal ini mencerminkan keterbatasan usaha kecil
dalam menyediakan jaminan jangka panjang bagi pekerjanya.
5) Kekosongan Jabatan dan Tanggung Jawab
Penunjukan tugas dan tanggung jawab karyawan di Kampung Kuliner Kroya dilakukan
secara fleksibel. Sistem ini diterapkan untuk mengatasi kekosongan jabatan yang terjadi
sewaktu-waktu, baik karena pergantian karyawan atau peningkatan kebutuhan operasional.
Fleksibilitas dalam penunjukan tanggung jawab ini memungkinkan perusahaan tetap dapat
berjalan lancar meskipun menghadapi keterbatasan tenaga kerja. Namun, pendekatan ini
juga membutuhkan kesiapan karyawan dalam menjalankan berbagai tugas di luar posisi
utamanya.
Dengan sistem manajemen karyawan yang sederhana namun fleksibel, Kampung Kuliner
Kroya berhasil menjaga kelancaran operasional usaha kulinernya di tengah tantangan
lingkungan kerja yang dinamis. Proses rekrutmen yang cepat dan efektif, pelatihan yang
terstruktur, serta sistem penggajian yang disesuaikan dengan tanggung jawab karyawan
menjadi fondasi penting dalam pengelolaan sumber daya manusia. Meskipun masih terdapat
keterbatasan, seperti ketiadaan jaminan pensiun dan potensi peningkatan kesejahteraan melalui
tunjangan tambahan, pendekatan ini mencerminkan upaya yang sejalan dengan kemampuan
usaha kecil dalam memenuhi kebutuhan karyawan dan perusahaan.
Pada waktu yang akan dating, pengembangan sistem manajemen yang lebih berorientasi
pada kesejahteraan jangka panjang akan menjadi langkah strategis bagi Kampung Kuliner kroya. Dengan memperhatikan aspek keseimbangan kerja, insentif tambahan, dan apresiasi yang lebih luas terhadap kontribusi karyawan, usaha ini memiliki peluang untuk tumbuh lebih berkelanjutan dan memberikan dampak positif, baik bagi karyawan maupun keberlangsunganÂ
bisnisnya.Â
KESIMPULANÂ
Kampung Kuliner Kroya memiliki sistem manajemen karir dan kesejahteraanÂ
karyawan yang sederhana namun efektif. Proses rekrutmen yang cepat melalui wawancara satuÂ
hari, pelatihan intensif selama seminggu, dan sistem penggajian yang sesuai dengan jabatanÂ
menjadi faktor utama yang mendukung kelancaran operasional. Selain itu, pemberianÂ
Tunjangan Hari Raya (THR) menunjukkan adanya perhatian terhadap kesejahteraan karyawan,Â
meskipun tidak ada jaminan pensiun yang disediakan. Meskipun begitu, masih ada peluangÂ
untuk meningkatkan kesejahteraan karyawan dengan menambahkan tunjangan atau insentifÂ
berbasis kinerja.Â
Selain itu, penelitian ini juga mengungkapkan pentingnya fleksibilitas dalamÂ
pembagian tugas dan tanggung jawab untuk menjaga kelancaran usaha. Walaupun menghadapiÂ
keterbatasan, seperti minimnya jaminan pensiun, Kampung Kuliner Kroya bisaÂ
mempertimbangkan untuk mengembangkan sistem manajemen yang lebih fokus padaÂ
kesejahteraan jangka panjang. Hal ini bisa meningkatkan motivasi dan loyalitas karyawan,Â
yang pada akhirnya berdampak positif bagi perkembangan dan keberlanjutan usaha.Â
DAFTAR PUSTAKAÂ
Hasibuan, M. S. P. (2017). Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta: Bumi Aksara.Â
Mangkunegara, A. A. A. P. (2015). Manajemen Sumber Daya Manusia Perusahaan. Bandung:Â
PT Remaja Rosdakarya.Â
Sutrisno, E. (2016). Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta: Kencana Prenada MediaÂ
Group.Â
Tambunan, T. T. H. (2019). UMKM di Indonesia: Masalah dan Kebijakan. Jakarta: LP3ES.Â
Irawan, B., & Sukandar, D. (2021). "Analisis Kesejahteraan Karyawan Usaha KulinerÂ
di Sektor Informal." Jurnal Ekonomi dan Bisnis Indonesia, 15(2), 67-75.Â
Priyono, A. (2020). "Strategi Pengembangan SDM di Usaha Kecil." Jurnal ManajemenÂ
UMKM, 12(1), 45-55.Â
Undang-Undang Republik Indonesia No. 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H