"Mungkin seperti itu." Rocco menjawab, Afina kembali dengan membawa gelas air lantas memberikannya.
"Terima kasih" Farliy terpesona dengan kecantikan peri itu, dan ia melanjutkan,
"Dan terima kasih sudah menyelamatkanku pada kemarin sore." Peri itu kaget karena ia bisa mengingatnya.
"Teman-temanku memberitahunya..." Afina menghela nafas.
"Sama-sama, jadi apa yang kalian cari di Gunung Snezka?" begitu kata peri cantik itu.
"Kami mencari bunga penawar untuk Kota kami. Sejak sepuluh bulan kemarin, Kota kami terkena penyakit langka. Sulit untuk dihilangkan, dia penyihir terbaik pun tidak bisa menemukan obat itu." Rocco menjelaskan sambil menyinggung sahabatnya.
"Oh iya perkenalkan, aku Farliy seorang penyihir kerajaan Malbork." Kata Farliy dengan memberatkan suaranya.
"Ah... rupanya kalian dari Kota Malbork" Mereka semua terheran-heran Afina mengetahui kejadian itu.
"Orang-orang di Kota kalian sangat jorok, tidak pernah menjaga kebersihan Kotanya, sampah ada di mana-mana, sehabis melakukan sesuatu tidak pernah mencuci tangan." Farliy ingin mengatakan sesuatu, tetapi Peri itu melanjutkan,
"Aku membaca koran, kalian juga perusak lingkungan. Pohon-pohon ditebang, sungai Nogat menjadi kotor, lalu yang terakhir, polusi udara tidak tertahankan." Mereka semua terdiam cukup lama, sampai-sampai Orin memberanikan diri bertanya.
"Bagaimana kau bisa tahu?"