Sambil membiarkan kuda memakan rerumputan, Rocco si kelinci menaruh mangkuk untuk minumnya. Buah dikeluarkan dari tas Rene, ia mengeluarkan Apel memberikannya kepada kelinci itu.
"Farliy benar-benar baik.." mendadak Rocco bercerita ke Rene dan Orin.
"Ketika aku masih kecil, Farliy menyelamatkanku. Ibuku dimangsa oleh seekor elang, lalu aku berlari untuk berlindung ke belakang semak-semak. Aku sangat takut, aku sendirian saat itu, bisa saja elang yang memangsa ibuku kembali untuk memangsa diriku."
"Tetapi seorang lelaki berambut panjang melihat kearahku, dia mungkin tahu bahwa aku sendirian. Ia menyelamatkan hidupku. Aku dibawa ke rumahnya yang saat itu sangat sederhana, dia memberikan tempat tinggal untukku, memberikan rumput segar dan air setiap hari."
"Aku berharap ada seseorang yang menyelamatkan dirinya sekarang juga." kedua tangan Rocco menyatu dan berdoa kepada Tuhan yang maha segalanya, di sisi lain, para pengawal ikut berdoa. Mereka memejamkan matanya, suara perempuan memanggil dari kejauhan.
"Apa ada masalah?" Rocco dan lainnya terkaget, terlihat kelompok gadis serba putih, telinga mereka kecil nan runcing, para gadis itu pelan-pelan mendekat.
"Apa yang terjadi dengan orang ini?" Salah satu peri itu bertanya.
"Telinga runcing.. kalian benar-benar peri?" Orin terkejut karena baru pertama kali bertemu peri secara langsung.
"Ya, kami peri lingkungan yang tinggal di Hutan ini. Kebetulan kami sedang berkeliling untuk menyuburkan tanah." lalu peri itu melanjutkan,
"Aku pemimpin para peri di sini, namaku Afina."
"Ya Tuhan terima kasih sudah mendengarkan doa kami dan membuatnya terkabul! Dia sahabatku, Farliy, barusan sekelompok babi menabrak dirinya dengan sangat kencang. Tolong bantu kami... ia tidak sadarkan diri." Rocco memegang tangan Afina, tangan itu benar benar lembut, wajahnya begitu cantik sehingga Rene dan Orin tidak dapat memalingkannya.