Mohon tunggu...
Andin Alfigenk AnsyarullahNaim
Andin Alfigenk AnsyarullahNaim Mohon Tunggu... Administrasi - biasa saja

orang biasa saja, biasa saja,,,

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Mengenal Klan Aristokrat Hulu Sungai Kalimantan Selatan

2 November 2024   00:22 Diperbarui: 2 November 2024   00:22 243
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Koleksi Pribadi, datu muhammad yusuf bin Tumenggung Yuda karsa palajau

Dari Kota negara, kita bisa juga memudiki sungai alai yang datang mengalir dari sebelah timur laut, dari sana kita akan menemui sebuah Danau besar, bernama Danau bangkau, Danau Alami terbesar kedua di kalimantan Selatan. Daerah ini disebut pula dengan sebutan Alai, daerah lawas yang terkenal dengan sumber daya alam dan manusianya. Sungai-sungai terkenal ada disini seperti sungai Batang Alai, Sungai labuan Amas, sungai tabu darat, sungai taniran, Sungai Amandit yang semuanya bermuara ke Danau Bangkau. Secara geografi daerah Alai berada disebuah lembah yang cantik yang berbeda dengan daerah sekitarnya Alai mempunyai suhu cuaca yang lebih dingin dan sejuk dengan pohon-pohon yang lebih hijau, seorang penulis dari kolonial Belanda menyebut Alai dan Amandit sebagai sebuah daerah yang indah daripada daerah sekitarnya,[12] ada beberapa penyebutan lain seperti bandung van borneo atau batu van borneo untuk daerah Alai pernah disebutkan dalam beberapa tulisan[13]. Beberapa kemungkinan yang bisa kita telisik sendiri mengenai penilaian diatas, misalnya iklimnya yang lebih dingin dari daerah sekitarnya, dimana pepohonan lebih hijau dan udara lebih dingin dan segar, banyak persawahan dan pemandangan pegunungan yang bisa dikatakan cukup indah, suasana yang mengingatkan mereka seperti daerah pedalaman pulau jawa bagian barat yang banyak dihampari persawahan dan pemandangan pegunungan yang khas, atau daerah-daerah indah lainnya di sumatera barat, apalagi disertai dengan udara yang lebih dingin yang segar. Kemiripan alam ini lah yang sangat mungkin menjadi sebuah pembanding paling masuk akal mengenai barabai dan bandung. 

 

Informasi tertulis yang menyebut daerah "Alai" cukup ramai dalam buku-buku yang terbit tahun 1700an, dan menjadi lebih banyak lagi selama perang Hulu sungai yang dimulai tahun 1860. Hikayat Banjar menyebut wilayah Alai ini, bisa saja tidak ada informasi tertulis yang ditemukan mengenai batang alai hingga hari ini yang lebih tua dari hikayat banjar, buku laporan barat yang mungkin sejaman dengan hikayat Banjar adalah buku The roy yang terbit diawal 1700an. Di lain sisi mengenai wilayah hulu Sungai sendiri dapat ditemukan pada informasi Negarakertagama majapahit yang nama Tabalong sebagai wilayah pengaruh Majapahit, dan ini diangga lebih tua dari hikayat banjar, tapi Negarakertagama tidak menyebut wilayah Alai.

 

koleksi diambil dari Buku Francoin Valentyn
koleksi diambil dari Buku Francoin Valentyn

Peta kerajaan jatuh dari buku Karangan Francoin Valentyn  dengan judul
Oud en nieuw Oost-Indie "Verhandeling Der Zee Horenkesns En Zee Gewassen In en omtrent Ambonia  En de naby gelegene Eylanden, Mitsgaders een naaukeurige Befchryving van Banda en de Eylanden onder die Landvoogdy begrepen. Als ook der Eylanden Timor en Solor , Celebes ofte Macasar , Borneo en Bali. Mitsgaders van de Koningryken Tonkin, Cambodia, en Siam" yang terbit tahun 1726 pada halaman 236

  

De roy yang melaporkan beberapa nama kota diwilayah yang disebut alai tahun 1690 beberapa nama daerah di wilayah yang disebut Alai,  Rombongan De Roy disambut oleh seorang tokoh Pemimpin Yang Bernama Tumenggung Gusti yang istananya berada di kampung Banua Assam, De roy Bersama Tumenggung Gusti kemudian menghadap seorang Raja di yang bertempat tinggal di Kampung Jatuh, De roy meminta izin kepada raja untuk mengunjungi daerah pegunungan dimana emas ditambang, de Roy juga menyebut  kampung-kampung lain seperti Pamangkih, Palajau, Jatuh, Banawa tengah, kaminting, dan Jati (ada dibirayang) dan parrak (palas?). laporan Valentin yang terbit pada tahun 1726 menyebut jatuh adalah sebuah kerajaan tersendiri yang terpisah dari Banjarmasin dengan menyertakan sebuah peta. Menarik pula disini de roy tidak menyebutkan daerah-daerah diatas negara daha, seperti yang kita ketahui saat ini seperti amuntai, kalua dan sebagainya, kemungkian besar karena dia tidak menjelajah sampai ke daerah tersebut. Sebuah tulisan dari buku cetakan tahun 1780 terdapat informasi mengenai beberapa daerah muslim di pedalaman, beberapa nama kampung di daerah Alai ada disebut seperti Pamangkih dan Labuan Amas.[14] 

 

Selain itu pada abad ke 19, tepatnya tahun 1830an, muller juga memasuki hulu Sungai, berjarak lebih 130 setelah catatan de roy, muller memasuki Sungai Negara tapi dia terus ke atas menuju utara Sungai Negara dan memasuki sungai Tabalong mendapati amuntai dan kalua, dia tidak menyebutkan mengenai daerah alai atau tidak memasuki daerah Alai, dan dalam laporannya tidak menyebutkan satupun daerah-darah di Alai.

 

HALAMAN :
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun