"Wah jangan-jangan Kakak udah ketularan anehnya Kak Sandi, ih serem deh," ucap Yola bergidik.
"Perasaan jelas banget tadi aku denger kalau itu suara Yola. Atau jangan-jangan aku salah denger?" batin Vivie.
"Aku sama Kak Sandi ke gudang dulu ya, mau ngambil cat," pamit Yola.
Vivie tak menghiraukan Yola dan Sandi yang beranjak keluar, perhatiannya masih sibuk memikirkan suara nyanyian yang tadi didengarnya.
Semenit kemudian perhatian Vivie beralih ke jendela kamarnya yang terbuka saat telinganya mendengar sebuah suara yang mencurigakan. Dengan perlahan didekatinya jendela itu untuk melihat apa yang ada di bawah jendela itu, saat kepalanya sudah melongok keluar tiba-tiba....
"Aaaaaaaaaa," teriak Vivie ketakutan. Wajahnya pucat namun dengan cepat berubah menjadi merah menahan amarah saat melihat sosok Yola yang berada di bawah jendela itu dengan sebuah topeng yang cukup menyeramkan.
Topeng itu bergambar bintang di mata kiri dan matahari di mata kanan, sedangkan bagian mulut dibentuk seperti ekspresi orang yang menahan sakit yang teramat sangat.
"Hahaha kaget ya?" ledek Yola.
Vivie mendengus kesal melihat Yola yang begitu menikmati hasil kejahilannya. Namun wajah Vivie kembali pucat saat matanya menatap sesosok perempuan yang berdiri di seberang jalan, sosok itu memakai topeng yang sama dengan yang dipakai Yola.
"Udah dong Kak, aku kan cuma bercanda. Masa mukanya pucat terus sih, aku kan bukan hantu," ucap Yola.
Vivie perlahan menatap Yola yang masih memakai topeng itu, kemudian tatapannya berpindah pada sosok di belakang Yola, tapi ternyata sosok itu telah lenyap.