Mohon tunggu...
Albalkh Ghassan Syaqiq
Albalkh Ghassan Syaqiq Mohon Tunggu... -

Pelajar yang berusia 14 tahun yang mempunyai tinggi 172 cm, berwajah mirip arab: berhidung mancung, bertelinga lebar, bermata sipit. Hobi bermain catur, bulutangkis, futsal, Online twitter, blog, menulis. Islam adalah segalanya dalam diri saya. Web : albalkh.com.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Antara Persahabatan Dan Cinta

13 Juni 2012   13:09 Diperbarui: 25 Juni 2015   04:01 105
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Dalam waktu sepersekian detik, Nadine kembali bernapas normal. Kei, Kei, Kei, Rasya..

Kei? Ada apa? Kenapa Keisya? responku panik seketika.

Dia lagi berantem di kantin. Anak-anak malah pada nyorakin mereka, ngomporin gitu.

Oke, makasih. Responku singkat dan segera berlari ke arah kantin. Walau aku tahu bahwa Nadine belum selesai bicara tadi. Aku harap ia tidak marah dan bisa mengerti.

Gerombolan anak laki-laki dan perempuan riuh, membentuk formasi lingkaran tak beraturan. Mereka meneriakkan nama Kei dan Teressa. Segera ku berlari menuju kerumunan dan beradu badan dengan yang lainnya agar aku dapat menempati posisi terdepan. Begitu sampai di barisan depan, dapat ku lihat Kei dan Tere yang saling menjambak. Wajah mereka berdua merah padam, sama-sama terbakar emosi menggebu. Tak membuang waktu aku menuju ke tengah-tengah berharap dapat melerainya.

Hei, hentikan! Hentikan semua ini! teriakku cukup keras. Sialnya suaraku kalah terdengar daripada teriakan masal yang tengah mendukung jagoan mereka yang tengah bertanding.

Bruak!!!

Aku jatuh tersungkur saat aku berusaha menengahi mereka berdua. Tangan Tere mendorong tubuhku keras secara tidak sengaja mungkin memang tak sengaja, aku tak tahu. Keisya menatapku yang merintih lekat-lekat. Ia melepaskan diri dari rengkuhan tangan Tere, dan bergegas menghampiriku. Masih dengan wajah yang merah padam, Tere mentap aku dan Keisya bergantian.Tatapan yang seakan bermakna, aku-akan-memberikan-pelajaran-yang-lebih-dari-ini-anak-bau-kencur. Ia berlalu dengan senyum puas karena merasa telah menang atas Keisya.

Kamu nggak apa-apa, Rasya?

Yang seharusnya Tanya itu aku, Bodoh. Kamu nggak apa-apa?

Sial, semua gara-gara cewek jelek dan bawel itu. Awas aja dia. Berani banget dia macem-macem sama kamu, Sya, umpatnya kesal bukan main.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
  12. 12
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun