Simagot adalah roh nenek moyang yang telah meninggal. Sama seperti sinumbah, simagot diyakini memiliki kekuatan yang besar. Setiap orang Simalungun memiliki kewajiban untuk menghormati, memuliakan, dan menyembah roh leluhurnya. Keharusan ini mengikat semua halak Simalungun.Â
Hanya melalui perantaraan sinumbah dan simagot lah halak Simalungun dapat sampai kepada Naibata. Hal itu dimungkinkan karena keduanya tidak terikat oleh ruang dan waktu.  Berbeda dengan manusia yang tidak dapat dilepaskan dari kenyataan dunia empirik.Â
3.3 Kepercayaan Kepada Tonduy dan Begu-Begu
Selain meyakini sinumbah dan simagot, halak Simalungun juga percaya akan adanya tonduy dan begu-begu. Tonduy adalah roh yang ada dalam diri manusia semasa ia tinggal di dunia dan sekaligus menjadi prinsip kehidupan bagi tubuh. Tonduy memungkinkan tubuh manusia "bernyawa".Â
3.3.1 Tonduy
Dalam pemikiran ini terkandung paham dualisme. Tubuh manusia dibagi menjadi dua yakni tonduy dan badan. Tonduy digambarkan terpisah dan berbeda dari tubuh. Kesimpulan itu ditarik berdasarkan pada keyakinan halak Simalungun bahwa pada waktu tertentu tonduy dapat meninggalkan tubuh. Peristiwa itu dapat terjadi dalam rentang waktu yang singkat dan selamanya.
Ketika tonduy meninggalkan badan untuk sementara, maka manusia akan mengalami sakit. Agar dapat kembali pulih, tonduy yang pergi tersebut harus dipanggil kembali dengan bantuan seorang dukun atau tabib. Sedangkan ketika tonduy meninggalkan badan untuk selamanya maka manusia akan mati.
Dalam diri manusia, tinggal beberapa tonduy. Selain menjadi prinsip kehidupan, tonduy tersebut juga berfungsi sebagai penjaga, penuntun, dan pengendali hidup. Meskipun tonduy yang mendiami tubuh manusia lebih dari satu, semuanya tetap harmonis karena memiliki tugas dan tempat masing-masing dalam tubuh manusia. Adapun tonduy tersebut adalah si arahara, si iring-iring, si tandok, si alam dayang, si alam sahajar, si alam humilia, si rattiman, si guliman, si pamatang, dan si pabongot.
3.3.2 Begu-Begu
Begu-begu adalah roh manusia yang telah meninggal dalam keadaan yang tidak baik. Akibatnya roh tersebut gentayangan dan angker serta seringkali menggangu ketentraman hidup manusia. Hal itu sering dimanfaatkan oleh sebagian orang untuk menghancurkan orang lain. Sebab begu-begu dapat "dipelihara" atau "dimiliki" oleh manusia.
Begu-begu diyakini hidup sendiri dan berkeloni. Sepertihalnya tonduy, begu-begu juga terdiri dari berbagai jenis. Dari antaranya begu si pitu saodoran (tujuh serangkai) adalah yang paling ditakuti. Disebut si pitu saodoran karena mereka senantiasa beriringan entah kemanapun pergi. Begu jenis ini dipercayai memiliki kekuatan yang luar biasa. Ketujuh begu tersebut adalah si golom ari, si sakkalayur hodong, si hotang na rapat, si sahap bujur, si sahap torbang, si sanjongkal dua jari, si ngobat pangonggor.