Mohon tunggu...
Alam TukhotMakabe
Alam TukhotMakabe Mohon Tunggu... Mahasiswa - BIARAWAN

Biarawan dari Ordo Kapusin. Saat ini sedang menjalani program S2 Filsafat di Fakultas Filsafat UNIKA Medan

Selanjutnya

Tutup

Filsafat Pilihan

Etika dan Kosmologi "Halak" Simalungun

22 Februari 2023   11:41 Diperbarui: 22 Februari 2023   11:45 1986
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
 Suber poto: budayadansejarahsimalungun.wordpress.com)

3.1 Kepercayaan Kepada Naibata

Dalam sistem kepercayaan orang Simalungun, langit, bumi, dan segala isinya diciptakan oleh ompung Naibata (Dewata). Naibata adalah realitas transenden yang diyakini sebagai Tuhan (dalam agama Kristen) dan sumber segala sesuatu. Ia menjadikan semuanya ada dan seluruh yang ada berasal daripadanya. Naibata digambarkan sebagai pribadi yang sangat berbeda dari manusia. Sebab itu, manusia tidak dapat kerkomunikasi dan berkontak secara langsung dengannya. Konsekuensinya, untuk sampai kepada Naibata, manusia membutuhkan sosok perantara. 

Naibata diayakini sebagai sosok mahakuasa yang menciptakan segala sesuatu. Semua yang ada di dunia ini berasal dan dicipta olehnya. Naibata diyakini sebagai Tuhan yang maha adil. Ia mengganjar  manusia setimpal dengan perbuatannya. Orang yang baik akan diganjar dan orang yang jahat akan dihukum. Hukuman itu tidak hanya menimpa dirinya tetapi juga beserta keturunannya. 

 3.2 Kepercayaan Kepada Dewa-Dewa (Roh)

Selain kepercayaan kepada Naibata, orang Simalungun juga mempercayai adanya dewa-dewa. Para dewa ini sering juga dianggap sebagai roh. Manusia membutuhkan para dewa untuk dapat berkomunikasi (perantara) kepada Naibata. Para dewa ini diyakini tinggal dan berada di dalam kekuatan dan fenomena alam. Kepercayaan ini identik dengan paham animisme. 

Paham ini menyatakan bahwa setiap benda yang ada di bumi ini (kawasan tertentu (sinumbah), gua, pohon, batu besar, dll) memiliki jiwa yang mesti dihormati agar relasi manusia dengannya tetap harmonis. Hubungan yang baik tersebut secara langsung akan memberikan kebaikan bagi manusia yang menghormatinya. Sedangkan sikap tidak hormat dari pihak manusia akan membawa keburukan. 

Halak Simalungun tidak hanya meyakini kehadiran roh leluhur (dewa) dalam fenomena alam tetapi juga mempercayai adanya tempat-tempat yang keramat. Tempat-tempat yang dianggap "suci" ini disebut sebagai sinumbah. Ketika berada di sinumbah, halak Simalungun harus bersikap sopan. 

Hal itu dikarenakan roh yang mendiami sinumbah benci, marah, dan tidak menghendaki perilaku yang tidak tertib dan tidak sopan (tidak boleh pasul). Kekuatan superhuman ini dapat dibadakan menjadi dua yakni sinumbah dan sumbagot. 

3.2.1 Sinumbah

Sinumbah adalah roh keramat yang dianggap hadir dan mendiami suatu tempat seperti kayu besar, batu besar, sungai, dll. Dalam kebiasaan halak Simalungun, tradisi penyembahan terhadap sinumbah dilakukan secara bersama-sama (komunal). Setiap anggota masyarakat dalam suatu wilayah terlibat dan ambil bagian di dalamnya.

3.2.2 Simagot

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun