(14)
Dayung kegembiraan sahabat Yanto mendapat balasan yang seirama. Kesulitan musyawarah tidak lagi berarti. Dua dusun sudah satu komitmen dengan Sanikem. Maka dengan perdebatan yang tak kunjung usai yang mempersoalkan ketentuan kepala desa, berakhir dengan pemilihan suara. Secara realistis suara dusun Rejosari, dusunnya Ki Broto masih kalah suara dengan dusun yang berkomitmen pada Sanikem.
Terpilih lah Yanto menjadi kepala desa. Sedang Yanto sendiri berada di kota. Ia masih belum tahu. Para sesepuh desa ingin beruluk ucapan selamat, selamat, selamat, selamat... sayang tidak ada Yanto di tempat. Dan limpahan selamat itu ditujukan kepada Sanikem dan Sumiyem yang mempromotori gerakan perubahan bagi desa Tunggak.
“Bagaimana kem, Yanto belum datang. Perlukah diperintahkan utusan menyusul mereka?”
“Tak perlu nyem,mereka di kota juga sedang merayakan kegembiraan.”
“Kokbisa menebak.”
“Kata hatiku.” Ujarnya, Sanikem tersenyum.
Surabaya, 27 Juli 2016
Penulis: Much. Taufiqillah Al Muvti, iku arek winginane sore
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H