Nur Zakia warga Gembong DKA, Kapasari, Surabaya menceritakan bahwa
putranya sempat dikira mengalami autisme karena keterlambatan berbicara. Setelah
mengikuti Program SOTH Zakia mendapatkan wawasan baru tentang pengasuhan
yang benar, yang akhirnya membawanya ke rumah sakit untuk menjalani terapi
wicara. Dari diagnosa awal diketahui bahwa putranya tidak mengidap autism
melainkan murni speech delay akibat ketergantungan pada gawai.
Melalui tujuh kali pertemuan dalam program SOTH perkembangan putranya mulai
terlihat signifikan. Jika sebelumnya putranya takut bertemu orang baru dan lebih
memilih bermain gawai di rumah, kini ia mulai lebih interaktif, merespons
panggilan, bermain dengan teman, dan mulai berbicara. Keberhasilan Zakia
menjadi bukti bahwa intervensi yang tepat, didukung oleh program parenting yang