"Semoga selalu diberikan rezeki dan kesehatan ya Bu. Saya pamit dulu ya Bu.." Ipeh menyalaminya dan pamit.
Kemudian Abah kembali melecut kudanya dan delman bergerak ke arah rumah.
"Abah tidak malu dengan pekerjaan ini?" Ipeh memulai pembicaraan.
"Kamu malu tidak punya Abah seperti ini?" Abah bertanya balik.
"Nggak sih. Hanya saja, terkadang Ipeh melihat sebagian orang tidak mengeluarkan keringat sedikit pun namun tetap mendapatkan uang."
Abah terdiam sejenak, memerhatikan jalanan yang disesaki kendaraan kemudian Abah tersenyum.
"Semua orang bekerja, itu adalah mulia. Yang tidak bekerja tidak punya kemuliaan." ucap Abah.
Ipeh membisu dan menatap Abah dengan kebijaksanaannya. Kesunyian menyelimuti perjalanan pulang, sedang jalanan kian disesaki keributan lalu lalang kendaraan ke arah kota.
~~
Makan malam kali ini sangat sederhana, namun nikmat lagi mengenyangkan. Emak memilih menu hidangan yang bahannya lokal dengan sedikit rempah-rempah yang didapat dari pekarangan rumah. Semangkuk sayur lodeh, ikan asin dan tempe, ditambah sambal tanpa tomat kesukaan abah sungguh menggiurkan.
"Heuheu.. Ajib nih makanan buatan biniku. Tuhan memang tidak pernah pelit." pungkas Abah.
"Mak, ini hasil penjualan cucur, tidak banyak." Ipeh menyodorkan uangnya ke Emak.