"Oh, Ibu. Bagaimana aku bisa bersamamu lagi?" pikirnya.
Saat sedang larut dalam angannya, tiba-tiba saja sebuah jaring dilempar ke arahnya dan mendarat tepat mengenainya. "Krosak!" Tak pelak lagi, ia terperangkap dan pasrah tak berdaya untuk meloloskan diri. Ia tak menyangka kini nasibnya sama seperti ibunya.
Keberadaan serindit kecil ternyata sudah terendus oleh para pemburu. Mereka membuntutinya setelah ia kepergok menemui ibunya di tenda. Ia tidak sadar jika telah dikuntit sampai ke pohon tempatnya sembunyi.
Melihat serindit kecil ditangkap dan digelandang oleh pemburu, sontak sang ibu terperanjat. Serindit kecil lalu disatukan dalam sangkar yang sama dengan induknya.
"Anakku!" ratapnya haru.
"Ibu!" serunya.
Keduanya berpelukan erat dalam suasana suka bercampur duka.
"Mereka menangkapku saat aku sembunyi di pohon seperti yang Ibu perintahkan padaku," ucapnya.
"Sudahlah, Nak. Lihatlah! Sekarang kita bisa bersama lagi," hiburnya.
"Tapi bagaimana kita bisa keluar dari sini, Bu?" tanyanya.
"Itu yang sedang Ibu pikirkan," jawabnya.