Mohon tunggu...
ahmad hassan
ahmad hassan Mohon Tunggu... Freelancer - Freelancer

Berkecimpungan dalam dunia pendidikan. Suka musik klasik & nonton film. Moto "semua sudah diatur".

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Kisah Serindit Kecil

17 Desember 2022   10:01 Diperbarui: 17 Desember 2022   10:21 518
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

"Oh, tidak! Ini bukan mimpi. Ini benar-benar nyata," teriaknya seraya menghindar dari serangan yang diarahkan padanya.

Kelelahan secara fisik maupun mental tak lagi dirasakannya demi menyelamatkan diri. Dalam derasnya hujan, serindit kecil harus melarikan diri sejauh mungkin dari tangkapan dan kejaran yang mengancamnya. Ia terpaksa menembus kegelapan dan dinginnya malam untuk sesegera mungkin mencari tempat berteduh dan berlindung.

Dalam pelariannya, ia melintasi sebuah goa dan langsung menghentikan kepakan sayapnya. Ia ragu saat tiba di mulut goa. Ketakutan seketika menyergapnya saat melihat titik-titik merah menyala yang terpancar dari mata-mata kelelawar yang bergelantungan memenuhi dinding dalam goa. Ia merasa sangat takut tapi hujan turun begitu deras di luar. Merasa tak ada pilihan lain, ia memberanikan diri untuk masuk dan menyapa.

"Permisi, Paman! Bolehkah aku menumpang bermalam disini?" sapanya dengan gemetar.

Salah satu kelelawar menjawab, "Hai, burung kecil! Ada gerangan apa sehingga makhluk kecil sepertimu berkeliaran sendirian di malam yang hujan lebat seperti ini?" tanyanya heran.

"Maafkan aku, Paman. Aku dalam perjalanan pulang dan tersesat. Ibuku ditangkap pemburu pagi tadi. Kemudian aku pergi menemui Tuan Harimau dan Pak Gajah untuk menceritakan perihal musibah itu. Saat hendak pulang, aku mampir di sebuah gubuk dan bermaksud untuk bermalam disana. Namun aku diserang oleh anjing dan manusia yang tinggal disana. Dalam pelarianku, aku lalu menemukan goa ini," paparnya dengan lirih.

"Burung kecil yang malang. Kami ikut bersimpati mendengar kisahmu. Silahkan engkau bermalam disini! Namun tak ada yang dapat kami berikan untukmu selain dari tempat berlindung," ungkapnya.

"Terima kasih, Paman. Tidak apa-apa. Aku hanya perlu istirahat," sahutnya.

"Baiklah. Selamat beristirahat, burung kecil!" imbuhnya.

........

Hari yang baru datang kembali. Pagi itu mentari kembali bersinar cerah. Namun tidak secerah suasana hati serindit kecil. Ia masih tak percaya pada peristiwa memilukan kemarin. Namun berkat dukungan dan dorongan dari Tuan Harimau dan Pak Gajah, ia merasa sedikit tenang dan tegar dalam menghadapi masalah yang sedang melandanya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun