"Oh, ya Bu. Kemarin aku sudah menemui Tuan Harimau dan Pak Gajah," ujarnya.
"Apa?" sahutnya terkejut.
"Kau sudah melakukan hal yang tepat, Nak. Ibu bangga sekali padamu!" timpalnya.
"Semoga saja mereka melakukan sesuatu bagi kita," sambungnya.
Bak gempa bumi, tiba-tiba saja tanah menjadi bergetar. Getaran itu semakin lama, semakin keras terasa. Sangkar-sangkar di dalam tenda itu bergerak-gerak dan seluruh hewan di dalamnya berteriak histeris. Dari kejauhan terdengar suara yang tidak asing. Suara trompetnya gajah dan suara aumannya harimau.
"Ada apa ini, Bu?" tanyanya heran.
"Pertolongan telah datang, Nak," katanya menyambut suka cita.
"Maksud Ibu, kita akan bebas," tanyanya lagi.
"Betul, Nak. Tak salah lagi. Mereka datang untuk membebaskan kita semua," jawabnya tersenyum sumringah.
Saat kawanan hewan yang terdiri dari gajah, harimau, dan monyet menggeruduk tenda tempat pemburu berada, para pemburu itu lari tunggang-langgang menyelamatkan diri dan meninggalkan seluruh hasil tangkapan buruan mereka. Mereka lari pontang-panting demi menghindari serangan dan amukan hewan-hewan yang berlaku ganas dan beringas.
Sesaat setelah para pemburu kabur, beberapa ekor monyet kemudian membebaskan satu per satu hewan yang disekap dalam sangkar. Semua bersorak gembira saat dibebaskan. Mereka kemudian berkumpul bersama-sama untuk meluapkan kegembiraan mereka setelah berhasil bebas dari cengkeraman penindasan dan perbudakan manusia.