Mohon tunggu...
ahmad hassan
ahmad hassan Mohon Tunggu... Freelancer - Freelancer

Berkecimpungan dalam dunia pendidikan. Suka musik klasik & nonton film. Moto "semua sudah diatur".

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Kisah Serindit Kecil

17 Desember 2022   10:01 Diperbarui: 17 Desember 2022   10:21 518
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Namun serindit kecil hanya bisa menatap pasrah dan bersedih hati saat sang ibu diringkus lalu dibawa pergi oleh para pemburu.

.........

Dalam kepiluannya, serindit kecil sedih memikirkan sang ibu. Ia tak tahu dan bingung harus bagaimana. Saat kekalutan itu melanda, mendadak ia teringat pengalaman bersama ibunya. Sesaat ia ragu akan niatnya itu tapi ia tidak punya pilihan lain. Demi sang ibu, ia rela melakukan apapun.

Ingatannya kembali ke beberapa waktu lalu saat ia terbang bersama Ibu. Secara tak sengaja mereka melihat sang penguasa rimba sedang melintas. Ibu lalu berkata, "Itu Tuan Harimau, Nak. Seluruh satwa di tanah ini mengenal dan menganggapnya sebagai penguasa rimba. Ia kerap berkeliling, menyapa, dan bertanya pada setiap hewan yang ia jumpai. Ia tidak segan mendengarkan dan meminta pendapat atau masukan dari mereka."

Setelah beberapa saat terbang, serindit kecil masih belum menemukan apa yang ia cari. Karena merasa lelah, ia lalu hinggap untuk istirahat sejenak di sebatang pohon yang tinggi dan rimbun. Sejurus kemudian terdengar suara auman keras yang membahana ke seantero rimba. Ia segera bergegas mencari sumber suara itu.

"Tuan Harimau!" panggilnya sambil terbang menukik ke bawah lalu mendarat di atas sebongkah batu besar.

"Ya. Ada apa?" jawabnya sambil menengadah ke asal suara itu.

"Mengapa kau tampak tergesa-gesa dan kelihatan sedih, burung kecil? Ada apa gerangan?" katanya sambil menatap lekat-lekat.

"Ibuku telah ditangkap pemburu pagi ini. Aku tidak tahu harus berbuat apa. Ibuku pernah berkata padaku tentang dirimu. Itu sebabnya aku datang menemuimu," ungkapnya murung.

"Aku bersimpati padamu, Nak. Aku akan melakukan apapun yang aku bisa untuk membantumu. Untuk itu, aku minta kau agar bersabar dan tidak bersedih hati," ujarnya.

"Bisakah aku minta tolong satu hal padamu?" sambungnya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun