Setelah pamit, ia pergi meninggalkan goa kelelawar dan langsung terbang kembali ke pohon tempat peristiwa nahas itu terjadi. Masih segar dalam ingatannya akan kenangan terakhirnya bersama sang ibu. Saat  mengingat kembali hal itu, hatinya menjadi pilu dan kelabu.
"Bagaimana aku bisa bertemu kembali dengan ibu?" gumamnya.
Dalam kegalauannya, mendadak ia dikejutkan oleh suara manusia yang sedang bercakap-cakap sembari melintas di bawah pohon yang ia hinggapi.
"Oh, itu para pemburu yang menangkap Ibu kemarin," serunya dengan perasaan berdebar.
Serindit kecil segera mengikuti mereka dan mengawasi dari jarak yang agak jauh dengan hati-hati. Para pemburu itu sedang beraksi kembali mencari mangsa pagi itu. Ia terus menguntit mereka dengan penuh kewaspadaan sampai hari menjelang siang.
Saat istirahat, mereka kembali ke tenda mereka. Disana seluruh hasil tangkapan dan buruan mereka dikumpulkan dan disimpan. Tidak hanya burung tapi juga berbagai jenis satwa lain seperti monyet, musang, biawak, dan trenggiling.
Serindit kecil memperhatikan dengan saksama apakah sang ibu ada disana. Didorong keinginan yang besar untuk mencari dan menemukan ibunya, ia pun mencoba mendekat ke tenda. Saat kondisi dirasa aman, ia menyelinap masuk ke dalamnya. Betapa girangnya ia saat melihat Ibu ada di antara sekian banyak hewan lain yang dikurung dalam deretan dan tumpukan sangkar.
Dengan refleks ia memanggilnya. "Ibu, Ibu!" panggilnya bahagia campur haru.
"Oh, anakku!" sahut Ibu yang terkejut tak menyangka.
"Kau disini, Nak. Bagaimana kau bisa sampai sini?" lanjutnya.
"Aku mengikuti para pemburu itu, Bu," jawabnya.