Mohon tunggu...
ahmad hassan
ahmad hassan Mohon Tunggu... Freelancer - Freelancer

Berkecimpungan dalam dunia pendidikan. Suka musik klasik & nonton film. Moto "semua sudah diatur".

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Ranti (1/2)

18 Juni 2022   10:01 Diperbarui: 18 Juni 2022   10:12 513
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

"Lihat itu!" serunya dengan suara bergetar dan tangan gemetar.

Dalam remang-remang cahaya dari penerangan yang ada, terlihat sesosok tubuh yang terbujur kaku di tanah. Menyaksikan hal itu, sang bapak bergegas langsung mendekat dan menghampiri dengan perasaan campur aduk. Dengan penuh kehati-hatian, ia coba membalikkan tubuh yang tertelungkup itu untuk membuktikan jika benar itu adalah anaknya.

"Ranti, anakku!" serunya begitu emosional sambil memegang lehernya untuk memastikan nadinya masih berdenyut.

"Bertahanlah, Nak! Bapak akan membawamu pulang," ucapnya haru sambil menggendongnya seraya meninggalkan tempat tersebut diikuti para relawan pencari.
 
.......

15 tahun kemudian

Di tengah kesibukannya mengerjakan skripsi pada pertengahan tahun 2001, perempuan muda itu dikejutkan oleh sebuah SMS misterius yang masuk ke inbox HP-nya. Belum hilang keheranannya bagaimana nomornya bisa diketahui oleh orang lain, ia bertambah heran dengan isi SMS itu. Isinya berupa tawaran kerja merawat manula.

Ia hanya mengabaikannya. Selain aneh, SMS semacam itu identik dengan hoax atau penipuan seperti yang banyak beredar luas di masa itu. Meski begitu, ada rasa penasaran dalam dirinya. Dan hal itu tidak mudah untuk ditepis begitu saja karena cukup mengganggu pikirannya.

Harus diakui, ia memang sedang mencari kerja sampingan untuk menambah uang saku sekaligus mengisi waktu luang. Saat itu lembaga pendidikan tempatnya mengajar freelance sedang dalam masa liburan sekolah. Para siswanya pun ikut libur. Jadi SMS itu kebetulan sekali baginya.

Menurutnya tidak ada salahnya jika mencoba bertanya ke si pengirim SMS. Toh, ini hanya basa-basi biasa yang umum ada di masyarakat. Setidaknya dahaga penasarannya bisa terpuaskan. "Kalaupun ternyata meleset dari harapan, tidak apa-apa juga," ujarnya dalam hati.

Setelah dipikir-pikir, akhirnya ia memberanikan diri untuk bertanya balik. Tak disangka, ia mendapat jawaban yang diluar dugaan. Si penerima SMS, begitu responsif dan meyakinkan. Bahkan imbalan yang ditawarkan sangat memikat. Membuatnya jadi tergoda.

.......

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
  12. 12
  13. 13
  14. 14
  15. 15
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun