"Oh gitu. Omong-omong, rumah ini kosong ya, Pak?" tanyanya.
"Dulu ditempati. Setelah Nyonya wafat, Non Hilda lalu pindah. Tapi saya sendiri tidak tahu pindah kemana," jelasnya.
"Apakah Nyonya keturunan Eropa, Pak?" tanyanya.
"Ya, betul. Salah satu orangtuanya dari Belanda," tukasnya.
"Mungkin ini terdengar konyol. Selama Bapak kerja disini, apa ada hal-hal aneh yang terjadi," tanyanya serius.
"Saya sih gak peduli kata orang. Mau bilang disini seram, angker, horor, berhantu, atau apalah. Bodo amat. Yang penting bagi saya dapat gaji. Udah ya, Neng. Saya mau lanjut lagi," ujarnya menyudahi obrolan.
.......
Malam itu Ranti terlihat rapi dan bersiap untuk berangkat dari kosannya. Lewat SMS-nya, Ranti bermaksud untuk menemui Bagas sekaligus meneraktirnya di sebuah restoran. Ia ingin berbagi sedikit kebahagian setelah memperoleh gaji dari kerja part time-nya.
Sambil menikmati makanan yang dihidangkan, keduanya mengobrol santai dan akrab.
"Makasih sudah repot-repot meneraktir. Gimana part time-nya sejauh ini, Ran?" tanyanya.
"Sebenarnya pekerjaannya sih tidak berat. Malah saya senang melakukannya. Tapi ada hal-hal yang belum saya pahami hingga detik ini," katanya seperti curhat.