Ada beberapa kelebihan yang patut diapresiasi dari karya ini, yaitu:
Pertama, pemilihan judul karya yang tidak sekedar oke, melainkan juga wow.
Mengapa judul perlu mendapat perhatian?
Menilik kejadian yang pernah dialami oleh “Surga yang Tak Dirindukan” karya Asma Nadia, banyak yang sebelumnya tak menduga bahwa karya tersebut pernah tak laku dan menumpuk di gudang selama dua tahun lamanya.
Tentu saja ada cukup banyak faktor yang menjadikan karya tersebut tak disambut pasar, walaupun penulisnya telah memiliki nama beken yang cukup menjual. Dan salah satunya adalah: Judul. Karena judul awalnya memang amat tak kinclong, yaitu :“Istana Kedua”.
Kedua, pemilihan sudut pandang orang pertama tunggal.
Sudut pandang ini merupakan pilihan yang paling banyak diminati, dengan kelebihan utama di mana penulis bisa sangat leluasa mengungkapkan apapun yang dirasakan serta dipikirkan oleh tokoh ceritanya. Walau sudut pandang ini menyimpan kelemahan yang cukup besar, namun hal itu akan diterangkan pada bagian setelah ini.
Ketiga, alur yang mengalir dan amat natural.
Alur atau plot adalah kejadian atau peristiwa yang terjadi dari awal hingga akhir cerita. Alur dalam karya ini mengalir, natural, tidak dipaksakan, serta mampu menampilkan kejadian-kejadian yang mengandung konflik dengan amat menarik, sehingga mendorong pembaca untuk menyelesaikan cerita yang tengah dibaca.
Keempat, penggarapan konflik ‘biasa’ yang berhasil disulap menjadi ‘luar biasa’.
Pada point ini penulis seperti ingin menunjukkan bahwa tak perlu menciptakan konflik yang aneh-aneh demi membuat sebuah karya menjadi luar biasa, karena bahkan hanya dengan bermodalkan konflik yang umum terjadipun, jika memang piawai dalam penggarapannya, akan tetap membuat sebuah karya menjadi istimewa. Dalam hal ini saya menilai penulis telah amat berhasil melakukannya.