Dan itu adalah sesuatu yang amat mbelink, mengingat sebuah karya umumnya hanya menggunakan satu atau dua sudut pandang saja.
Itupun masih ditambah satu ‘sudut pandang unik’ yang dibuat oleh peserta nomor sembilan. Saya sebut unik karena keberanian dia menggabungkan seluruh sudut pandang yang pernah ada –termasuk juga kisah serta para tokohnya- ke dalam satu kesatuan utuh pada satu karakter tokoh, yang langsung membuat riuh kolom komen juga inbok peserta.
Untuk mengecek lebih lanjut, sila klik kumpulan karya peserta pada link ini, dan nikmati satu-persatu karya peserta yang gurih-gurih syedap menggoda itu...^_
***
Edisi Perdana Peserta Awal, Beberapa Kelebihan dan Kekurangannya.
Edisi perdana event fikber FC langsung diawali karya serius bertitel “Malam Bulan Mati, Balkon, dan Ciuman” yang sempat membuat peserta lainnya meringis ngeri seperti yang terekam dalam artikel “Event Fikber, Seru dan Mendebarkan!” karya salah satu peserta event.
Juga artikel dari peserta yang berbeda lagi, yang sengaja dibuat khusus demi menjawab beberapa pertanyaan serta menangkal ‘gugatan’ atas karya buatannya, pada artikel “Belajar Diri pada Fiksi Bersambung”, yang kembali mengundang masukan baru tentang efek dari artikel penjelas, yang biasanya justru menjadikan karya tersebut 'terpenjara' versi penulis, dan memaksa pembaca untuk surut menginterpretasi ulang sesuai 'dasar' yang dimiliki. Atau meminjam bahasa penulis artikel tersebut: Konsekuensi menulis penjelasan itu bisa seperti yang mas Ahmad katakan… Karya penjelas malah membuat teks utama menjadi mandeg.
Tapi sebagai ajang fikber, artikel ini tentu saja menjadi penunjang yang amat bermanfaat, yang sekali lagi, tolong jangan dijadikan patokan mati, karena bagaimanapun juga, sebuah karya pada akhirnya bukan lagi milik penulisnya ketika telah dilempar ke tengah pasar...^_
Kembali kepada tema utama…^_
Karya pembuka yang sangat ehem dari peserta pertama. Bergenre romantic, yang sepertinya pertengahan antara Domestic Drama dan Mainstream Romance.