Hasilnya? Walau sebelumnya saya sempat ‘misuh-misuh’ di inbox khusus seluruh peserta event, karena merasa kecewa akan ‘tahap pencapaian belajar’ yang masih amat minim, namun setelahnya semua berubah.
Melalui artikel bedah karya awal ini saya -dengan amat tulus- ingin menyampaikan rasa salut, bangga juga terima kasih yang tak terhingga kepada seluruh peserta, yang di tengah kesibukan pribadi yang tak habis-habisnya, masih ikhlas berupaya sekuat tenaga untuk tak sekedar ‘berbagi kualitas pengetahuan kepenulisan’ melalui contoh karya belaka, melainkan juga menyukseskan hidden curriculum melalui kegiatan saling memberi masukan melalui kolom komentar, hingga memberi efek peningkatan kualitas pribadi masing-masing peserta yang amat mendongkrak, yang terpancar tak melulu hanya dari karya yang dibuat, melainkan juga dari komentar-komentar yang mereka berikan. Inilah salah satu kawah candradimuka yang sebenarnya!
Dari event fikber ini kemudian lahir sebuah gambaran, bahwa Kompasiana, memang bukan sebuah blog keroyokan yang biasa saja. Karena blog ini sejatinya dipenuhi harimau mengeram-naga bersembunyi, yang sewaktu-waktu akan bermunculan ke permukaan ketika ada stimulan yang tepat: Dalam rupa penulis-penulis tangguh yang mampu untuk tetap hebat, meski harus membuat karya yang amat bertolak belakang dari genre serta tema yang biasa digarap.
“Maksud lo, Bay, fiksianer yang gak ikut fikber gak hebat, gitu?”
Jika ada yang bertanya seperti itu, saya cuma akan menjawab, “Point utamanya bukan itu, Bro. Dan ada baiknya jika kamu belajar untuk membaca, dengan cara yang lebih baik lagi…^_”
"Kami tak memiliki makanan, mengapa pula kami harus belajar membaca?" tanya seorang anak pengungsi kepada Jenderal Guan Yu, panglima perang Liu Bei, yang sedang mengajarinya membaca. Guan Yu pun menjawab, "Kelak kau akan tahu bahwa belajar membaca sekarang akan memberimu makan di masa mendatang."
***
Bedah Karya Pertama: Satu Karya, Enam Sudut Pandang Penceritaan, Plus Satu Sudut Pandang ‘Unik’.
Seperti yang dah saya janjikan sebelumnya, hari ini akan saya coba mulai ‘membedah’ karya-karya yang dibuat oleh peserta. Mungkin tidak mendetail semua karya, tapi semoga cukup mencakup secara keseluruhan.
Sampai artikel ini dibuat, setidaknya telah ada enam sudut pandang yang berbeda dalam karya peserta event fikber FC gelombang pertama, yang sepertinya masih akan bertambah mengingat masih ada dua peserta yang belum mendapat giliran, plus empat belas peserta yang akan berebut memposting ending terbaik versi masing-masing secara bersamaan pada hari terakhir.