3. Prinsip Keadilan dalam Perbaikan
Prinsip ini menangani situasi di mana pelanggaran terjadi terhadap dua prinsip sebelumnya. Jika seseorang melanggar hak orang lainmisalnya, jika saya tanpa sadar membeli arloji curian maka ada langkah-langkah yang harus diambil untuk memperbaiki pelanggaran tersebut. Dalam contoh ini, saya mungkin diharuskan untuk mengembalikan arloji tersebut kepada pemilik aslinya, meskipun saya tidak menyadari bahwa saya membeli barang yang dicuri.
Prinsip keadilan dalam perbaikan menekankan pentingnya mengoreksi kesalahan dan mengembalikan keadaan ke posisi semula (atau lebih baik) setelah pelanggaran terjadi. Ini menunjukkan bahwa meskipun pelanggaran dapat terjadi, ada cara untuk memperbaiki kerugian yang disebabkan oleh pelanggaran hak individu.
Secara keseluruhan, teori hak Nozick berfokus pada pengakuan hak individu dan bagaimana kepemilikan seharusnya diperoleh dan dipindahkan. Dia menolak pendekatan yang menekankan hasil akhir dalam distribusi kekayaan dan menekankan pentingnya proses keadilan dalam akuisisi, pengalihan, dan perbaikan. Dengan cara ini, Nozick berusaha untuk memberikan dasar yang kuat untuk mempertahankan hak milik pribadi dan menghindari intervensi dalam redistribusi kekayaan yang dianggap tidak adil.
Robert Nozick menyajikan pandangannya tentang keadilan distributif melalui teori hak, yang menekankan bahwa keadilan harus berakar pada proses yang adil dalam akuisisi dan pengalihan kepemilikan. Dia berargumen bahwa sebuah distribusi kepemilikan dianggap adil jika dimulai dari kondisi awal yang adil dan melalui langkah-langkah yang adil.
Nozick menjelaskan bahwa untuk mencapai distribusi kepemilikan yang adil, kita harus memulai dari skenario awal yang adil. Dalam skenario ini, setiap individu hanya memiliki apa yang menjadi haknya---artinya, mereka memiliki hak atas sumber daya yang mereka akuisisi melalui cara yang sah dan adil. Setelah skenario awal yang adil ini terbentuk, individu-individu tersebut dapat mengalihkan kepemilikan mereka dengan cara yang tidak melanggar hak orang lain.
Kunci dari teori Nozick adalah bahwa hasil dari distribusi, apakah kekayaan menjadi sama atau tidak sama, dianggap adil selama proses akuisisi dan pengalihan kepemilikan dilakukan dengan cara yang adil. Ini berarti bahwa keadilan tidak dinilai dari hasil akhir, tetapi dari bagaimana individu mendapatkan dan memindahkan kepemilikan mereka. Oleh karena itu, bahkan jika beberapa orang berakhir dengan lebih banyak kekayaan daripada yang lain, distribusi tersebut masih bisa dianggap adil, asalkan prosesnya mematuhi prinsip-prinsip keadilan yang telah ditetapkan.
Nozick membandingkan teorinya dengan teori keadilan Marx, yang sering diringkas sebagai "dari masing-masing sesuai dengan kemampuannya, untuk masing-masing sesuai dengan kebutuhannya." Dalam pandangan Marx, keadilan sosial dicapai melalui redistribusi kekayaan berdasarkan kebutuhan individu, yang mengharuskan intervensi untuk memastikan kesejahteraan semua orang.
Sebaliknya, Nozick menyatakan bahwa teorinya dapat diringkas sebagai "dari masing-masing ketika mereka memilih; untuk masing-masing ketika mereka dipilih." Ini menekankan pentingnya pilihan bebas dan persetujuan individu dalam proses pengalihan kepemilikan. Dengan kata lain, keadilan dalam pandangan Nozick terletak pada kebebasan individu untuk membuat keputusan tentang bagaimana mereka menggunakan dan mengalihkan kekayaan mereka tanpa adanya paksaan atau intervensi dari pihak luar.
Dengan demikian, Nozick menekankan bahwa keadilan harus didasarkan pada proses yang sah dan adil, bukan pada hasil akhir dari distribusi kekayaan. Teori haknya berfokus pada penghormatan terhadap hak individu dan kebebasan dalam membuat pilihan, menjadikan keadilan sebagai sesuatu yang berkaitan dengan cara orang mendapatkan dan mengalihkan kepemilikan mereka. Ini menandai perbedaan mendasar dari pendekatan redistributif yang menekankan keseimbangan dan kesetaraan sebagai tujuan utama.
Robert Nozick mengakui bahwa teorinya tentang keadilan distributif memungkinkan adanya ketimpangan radikal, sama seperti teori John Rawls. Namun, ia menekankan bahwa ini tidak berarti ia membenarkan ketidaksetaraan yang nyata di dunia kita saat ini. Beberapa poin kunci dari pandangan Nozick terkait hal ini meliputi: