Mohon tunggu...
Ahmad Faizal Abidin
Ahmad Faizal Abidin Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Sebagai seorang mahasiswa yang selalu berusaha memberikan hal-hal bermanfaat untuk semua orang, saya senang berbagi ide dan inspirasi dalam berbagai bentuk.

Selanjutnya

Tutup

Book Pilihan

Apakah Keadilan Sosial Hanya Mitos? Mengungkap Kebenaran di Balik Teori Keadilan Sosial

25 Oktober 2024   18:49 Diperbarui: 25 Oktober 2024   18:58 605
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Dok.Friedrich Naumann Foundation

Bagi Rawls, pajak bukanlah pencurian karena standar keadilan menentukan siapa yang berhak atas sumber daya tertentu, bukan sekadar siapa yang memproduksinya atau memiliki kepemilikan awalnya. Jika, berdasarkan standar keadilan, pajak adalah instrumen yang sah untuk menciptakan masyarakat yang adil, maka negara memiliki klaim atas pajak tersebut. Oleh karena itu, meskipun libertarian melihat pajak sebagai pengambilan paksa, Rawls menilai pajak sebagai instrumen untuk mencapai keadilan sosial.

Libertarian yang menentang pajak mungkin menganggapnya sebagai pencurian karena mereka mendasarkan hak kepemilikan pada standar individu dan penghasilan pribadi. Sebaliknya, Rawls mempertimbangkan hak tersebut dalam konteks kesejahteraan kolektif dan pengaruhnya terhadap individu yang paling membutuhkan. Maka, pajak yang dimaksudkan untuk menciptakan peluang dan kesejahteraan bagi seluruh masyarakat adalah sah menurut teori keadilan Rawls, meskipun Nozick dan libertarian lainnya mungkin menganggapnya sebagai pelanggaran hak individual.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
  12. 12
  13. 13
  14. 14
  15. 15
  16. 16
  17. 17
  18. 18
  19. 19
Mohon tunggu...

Lihat Konten Book Selengkapnya
Lihat Book Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun