Pak Bupati tersenyum lebar. "Ah, pertanyaan yang bagus! Taman ini adalah representasi dari filosofi modern. Kita hidup di zaman di mana kita harus mengurangi jejak karbon. Jadi, kita mengurangi tanaman yang membutuhkan air dan perawatan. Ini adalah taman yang hemat energi dan sangat ramah lingkungan!"
Semua pejabat tampak berusaha menahan tawa, sementara wartawan senior itu hanya mengernyitkan dahi.
Namun, tak lama setelah peresmian selesai, kabar yang lebih buruk datang. Tim audit pusat yang dinanti-nantikan ternyata hadir lebih cepat dari jadwal! Mereka tiba di lokasi taman itu, membawa perangkat AI yang siap menganalisis setiap detail laporan proyek.
"Kami dari tim audit pusat. Kami akan melakukan pengecekan terhadap seluruh laporan pembangunan dan anggaran proyek ini," kata salah satu auditor dengan wajah serius.
Pak Bupati dan para pejabat saling berpandangan dengan cemas. Pak Wakil Bupati mencoba untuk menyapa mereka dengan hangat, "Selamat datang! Sebelum audit dimulai, mungkin Bapak-Bapak mau menikmati taman inovasi kami?"
Namun, auditor itu menatap taman kosong itu dengan ekspresi datar. "Oh, taman tanpa tanaman? Kami akan memeriksa laporannya nanti. Sekarang, mari kita fokus pada anggaran."
Mereka lalu dibawa ke kantor bupati, di mana tumpukan laporan palsu dan rekayasa anggaran menunggu untuk diperiksa. Pak Bupati mulai berkeringat dingin. "Ini pasti tidak akan berjalan lancar," gumamnya pelan.
Beberapa jam kemudian, hasil audit keluar. Tim audit yang dipimpin oleh AI menemukan berbagai ketidaksesuaian dalam laporan proyek, termasuk anggaran yang melambung tinggi untuk taman yang tidak pernah ada tanamannya. Mereka juga menemukan anggaran pos ronda 1 miliar yang "salah ketik".
Pak Bupati mencoba tersenyum, meskipun wajahnya sudah terlihat sangat kusut. "Ah, jadi begini hasilnya?"
Auditor itu menatapnya tajam. "Pak Bupati, Anda mungkin bisa menipu rakyat dengan proyek ini, tapi AI tidak bisa dibohongi."
Pak Bupati dan seluruh pejabat yang terlibat hanya bisa terdiam. Tawa-tawa yang mereka nikmati kemarin, kini berubah menjadi senyum kecut. Hari itu, mereka menyadari bahwa meskipun mereka bisa mengakali sistem manusia, teknologi canggih tak bisa dikelabui.