Bias dalam Pemikiran Politik
Psikolog politik telah menemukan bahwa dalam banyak kasus, kita tidak mendekati perdebatan politik dengan pikiran yang terbuka atau rasional. Sebaliknya, kita sering kali berpikir secara bias. Hal ini berarti bahwa ketika kita menghadapi informasi politik, kita cenderung mencari atau mempercayai informasi yang sesuai dengan keyakinan kita yang sudah ada sebelumnya (bias konfirmasi). Kita juga lebih cenderung menolak atau meremehkan informasi yang bertentangan dengan keyakinan kita, bahkan jika informasi tersebut didukung oleh bukti yang kuat.
Ketika menyangkut masalah keadilan atau kebenaran politik, bias ini bisa menjadi sangat kuat. Orang yang memiliki pandangan politik atau moral yang kuat sering kali tidak mengubah pendapatnya, bahkan ketika dihadapkan dengan bukti yang solid. Ini mencerminkan sifat manusia yang kompleks dan kecenderungan kita untuk mempertahankan keyakinan, bahkan ketika berhadapan dengan informasi yang mungkin lebih rasional atau akurat.
Perdebatan di Antara Para Ahli
Menariknya, bahkan para psikolog dan ilmuwan yang mempelajari bias ini juga berdebat tentang implikasi dari temuan-temuan mereka sendiri. Hal ini menunjukkan bahwa ketidaksepakatan bukan hanya terjadi di antara orang awam, tetapi juga di antara para ahli di bidang tertentu. Ketika para psikolog politik menemukan bahwa manusia cenderung berpikir secara bias, mereka tidak selalu sepakat tentang apa yang harus dilakukan dengan temuan ini, atau bagaimana temuan ini harus memengaruhi pandangan kita tentang keadilan, politik, dan kebenaran.
Namun, perdebatan ini tidak berarti bahwa tidak ada kebenaran objektif yang bisa ditemukan dalam studi-studi tersebut. Sebaliknya, itu menunjukkan bahwa proses penemuan kebenaran adalah sesuatu yang sulit dan sering kali dipenuhi dengan tantangan, terutama ketika melibatkan pikiran manusia yang bias dan kompleks.
Kebenaran Ada, Meskipun Ada Ketidaksepakatan
Fakta bahwa ada ketidaksepakatan luas tentang keadilan atau masalah politik lainnya tidak berarti bahwa kebenaran tentang topik tersebut tidak ada. Ketidaksepakatan sering kali merupakan cerminan dari bias kognitif, keyakinan emosional, atau pengaruh budaya yang membentuk pandangan kita. Meskipun sulit, dengan pendekatan yang lebih rasional dan terbuka terhadap bukti, kita masih bisa menemukan kebenaran tentang keadilan dan berbagai isu lainnya.
Perdebatan yang terus-menerus justru merupakan bagian dari proses yang diperlukan untuk mencapai pemahaman yang lebih baik, dan tidak boleh dilihat sebagai bukti bahwa tidak ada kebenaran yang mendasari perdebatan itu.
Manusia tidak hanya sering berselisih pandangan dengan orang lain, tetapi juga berselisih pandangan dengan diri mereka sendiri. Kebanyakan dari kita memegang berbagai penilaian moral yang terkadang bisa saling bertentangan atau kompleks, berasal dari berbagai sumber dan lapisan pemikiran.
1. Penilaian Moral yang Beragam