Mohon tunggu...
Ahmad Faizal Abidin
Ahmad Faizal Abidin Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Sebagai seorang mahasiswa yang selalu berusaha memberikan hal-hal bermanfaat untuk semua orang, saya senang berbagi ide dan inspirasi dalam berbagai bentuk. Mulai dari artikel mendalam, opini yang membuka wawasan, puisi yang penuh makna, hingga cerpen yang menghibur dan humor yang segar. Setiap karya yang saya hasilkan bertujuan untuk memberi nilai tambah, memperkaya pengetahuan, dan menghadirkan senyuman di tengah rutinitas sehari-hari. Melalui tulisan, saya berharap bisa membangun jembatan pemahaman dan mendorong kreativitas, baik untuk diri sendiri maupun orang lain.

Selanjutnya

Tutup

Book Pilihan

Nilai-Nilai Fundamental dan Alasan di Balik Perselisihan Pandangan

5 Oktober 2024   22:46 Diperbarui: 6 Oktober 2024   09:04 120
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Dok Friedrich Naumann Foundation

a. Jika kita lebih fokus pada tujuan yang dicapai, maka kita akan menilai institusi secara fungsional: seberapa efektif mereka dalam memenuhi kebutuhan dan mencapai tujuan masyarakat.

b. Jika kita lebih menghargai simbolisme atau legitimasi  yang melekat pada institusi, kita akan menilai institusi berdasarkan asal-usulnya atau apa yang dilambangkannya.

c. Jika kita melihat institusi sebagai tujuan itu sendiri, maka kita akan menilai institusi secara intrinsik, percaya bahwa keberadaan institusi itu sendiri mencerminkan nilai-nilai yang mendalam, seperti keadilan dan kebebasan.

Dengan kata lain, cara kita menilai institusi mencerminkan nilai-nilai dasar yang kita anggap penting dalam hidup dan masyarakat.

Orang-orang tidak hanya berdebat tentang institusi mana yang adil atau baik; mereka juga berdebat tentang standar apa yang seharusnya digunakan untuk mengevaluasi keadilan dan kebaikan institusi. Perbedaan ini sering kali muncul karena ada pandangan yang sangat beragam tentang apa yang dimaksud dengan "keadilan" itu sendiri.

1. Keadilan Berdasarkan Hasil (Konsekuensialisme)

Salah satu standar penilaian yang sering diperdebatkan adalah apakah institusi itu adil tergantung pada hasil atau konsekuensi yang dihasilkan. Orang yang menggunakan standar ini akan menilai institusi berdasarkan seberapa baik institusi tersebut menghasilkan manfaat bagi masyarakat, mengurangi penderitaan, atau meningkatkan kesejahteraan umum.

Misalnya, seorang penganut utilitarianisme akan menganggap institusi itu adil jika menghasilkan kebahagiaan terbesar untuk jumlah orang terbesar. Mereka fokus pada efek langsung dan apakah institusi tersebut membantu mencapai tujuan-tujuan tertentu yang dianggap berharga, seperti kesetaraan ekonomi, kesejahteraan sosial, atau kebebasan individu.

2. Keadilan Berdasarkan Hak dan Kebebasan (Deontologis)

Orang lain mungkin berpendapat bahwa institusi dinilai adil berdasarkan apakah institusi tersebut menghormati hak-hak individu dan kebebasan dasar, terlepas dari hasil yang dicapai. Ini adalah pandangan yang lebih deontologis, yang menekankan pada tindakan dan prinsip-prinsip moral daripada konsekuensi.

Misalnya, seorang penganut teori hak seperti yang diusulkan oleh John Locke atau Immanuel Kant akan menilai institusi berdasarkan apakah mereka menghormati hak asasi manusia, kebebasan sipil, dan martabat individu. Bagi mereka, meskipun institusi tersebut tidak selalu menghasilkan kesejahteraan terbesar, institusi tetap dianggap adil jika memenuhi kewajiban moral untuk menghormati kebebasan dan hak setiap orang.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
  12. 12
  13. 13
  14. 14
  15. 15
  16. 16
  17. 17
Mohon tunggu...

Lihat Konten Book Selengkapnya
Lihat Book Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun