Pria itu tersenyum, "Kita bisa bicara?"
Senja ragu-ragu sejenak, namun rasa penasaran akhirnya mengalahkannya. "Silahkan masuk," ujarnya.
Pria itu masuk dan menutup pintu. Dia memperkenalkan dirinya sebagai Bara, seorang aktivis sekaligus hacker yang selama ini bergerak secara anonim untuk membongkar praktik korupsi.
"Saya sudah lama mengikuti karya kamu, Senja," kata Bara setelah duduk di kursi tamu. "Kamu pemberani."
Senja terdiam, tak mengerti maksud Bara.
"Kamu tahu Bagas Wijaya itu preman berdasi, kan?" lanjut Bara. "Dia punya jaringan yang kuat, tidak hanya di dunia nyata, tapi juga di dunia maya. Percayalah, kamu sedang berjalan di atas es tipis."
Senja menelan ludah. Dia memang sudah waspada, namun mendengarnya langsung dari Bara, rasa takut kembali merayap.
"Tapi, kamu tidak perlu takut sendirian," Bara melanjutkan, suaranya mantap. "Saya di sini untuk membantu. Saya punya informasi yang bisa membongkar kedok Bagas."
Senja menatap Bara dengan tatapan skeptis. "Kenapa kamu membantu saya?"
Bara tersenyum samar. "Karena sama seperti kamu, saya muak dengan para bedebah yang merampok negara ini. Dan saya punya alasan pribadi untuk menjatuhkan Bagas."
Senja tak bisa mendesaknya lebih jauh. Dia tahu, banyak orang yang memiliki dendam terhadap Bagas, entah karena dirugikan secara langsung atau tidak.