Mohon tunggu...
Ahmad Faizal Abidin
Ahmad Faizal Abidin Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa dan Guru PAUD

Terkadang, saya hanya seorang mahasiswa yang berusaha menulis hal-hal bermanfaat serta menyuarakan isu-isu hangat.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Jerat Senja di Negeri Para Bedebah

3 Maret 2024   14:11 Diperbarui: 3 Maret 2024   14:11 188
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

"Yang Mulia," paman Senja berkata dengan suara lantang, "saya kenal keponakan saya, Senja, sejak kecil. Dia anak yang baik dan jujur. Dia tidak mungkin melakukan kejahatan seperti yang dituduhkan."

Paman Senja kemudian menceritakan bahwa Senja sedang menyelidiki kasus korupsi yang melibatkan Bagas Wijaya. Dia yakin, rekaman CCTV yang ditampilkan pihak Bagas adalah palsu dan Senja dijebak. Pernyataan paman Senja sontak membuat geger ruang sidang. Para pengunjung sidang mulai berbisik-bisik, meragukan kebenaran rekaman CCTV tersebut.

"Yang Mulia," sela pengacara Bagas yang selama ini terlihat tenang, "tuduhan ini tidak berdasar. Saksi hanya mengumbar emosi tanpa bukti yang valid."

Namun, hakim tampak mempertimbangkan perkataan paman Senja. Dia meminta jaksa penuntut umum untuk menyelidiki lebih lanjut mengenai keaslian rekaman CCTV tersebut. Persidangan pun ditunda untuk sementara waktu. Senja dan Bara yang tadinya tertekan, kini mulai merasa sedikit lega. Kehadiran paman Senja dan pernyataannya yang berani seolah menjadi titik terang di tengah kegelapan.

"Terima kasih, Paman," bisik Senja kepada pamannya saat mereka kembali ke ruang tahanan.

Paman Senja tersenyum, "Kamu tidak sendiri, Senja. Ada banyak orang yang mendukungmu."

Senja terharu. Dia sadar, perjuangan mereka selama ini tidak sia-sia. Meskipun berat, mereka tidak sendirian. Masih ada orang-orang baik yang berpihak pada kebenaran. Di dalam ruang tahanan yang sempit, Senja dan Bara kembali bersemangat. Mereka harus memanfaatkan penundaan sidang untuk menyusun strategi baru. Mereka yakin, keadilan pada akhirnya akan berpihak pada mereka. Sementara itu, di luar jeruji, berita tentang persidangan Senja dan Bara mulai menjadi sorotan publik. Artikel-artikel investigasi Senja yang sempat dihapus, secara ajaib muncul kembali di berbagai media online. Diduga, ada pihak yang sengaja membocorkan data-data tersebut untuk membantu Senja dan Bara. Perjuangan Senja dan Bara mulai membuahkan hasil. Opini publik berbalik mendukung mereka. Desakan untuk mengusut tuntas kasus pembobolan data dan rekaman CCTV palsu pun semakin gencar. Di balik jeruji, Senja dan Bara terus berjuang. Mereka yakin, dengan dukungan masyarakat dan bukti-bukti yang valid, mereka bisa keluar dari jeratan hukum dan membongkar kedok Bagas Wijaya.

Bab 8: Keadilan Mengetuk Pintu

Minggu-minggu berlalu sejak persidangan ditunda. Suasana di ruang tahanan khusus terasa berbeda. Ketegangan yang tadinya menyelimuti Senja dan Bara perlahan mencair. Berita-berita yang beredar di media massa menjadi angin segar bagi mereka.

"Opini publik mulai berbalik mendukung kita," ucap Bara sambil menunjukkan artikel berita di layar ponsel yang dipinjamkan oleh sipir penjara secara diam-diam.

Senja mengangguk, "Ya, berkat paman dan juga... mungkin Aruna."

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
  12. 12
  13. 13
  14. 14
  15. 15
  16. 16
  17. 17
  18. 18
  19. 19
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun