Mohon tunggu...
Ahmad Faizal Abidin
Ahmad Faizal Abidin Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Sebagai seorang mahasiswa yang selalu berusaha memberikan hal-hal bermanfaat untuk semua orang, saya senang berbagi ide dan inspirasi dalam berbagai bentuk. Mulai dari artikel mendalam, opini yang membuka wawasan, puisi yang penuh makna, hingga cerpen yang menghibur dan humor yang segar. Setiap karya yang saya hasilkan bertujuan untuk memberi nilai tambah, memperkaya pengetahuan, dan menghadirkan senyuman di tengah rutinitas sehari-hari. Melalui tulisan, saya berharap bisa membangun jembatan pemahaman dan mendorong kreativitas, baik untuk diri sendiri maupun orang lain.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Jerat Senja di Negeri Para Bedebah

3 Maret 2024   14:11 Diperbarui: 3 Maret 2024   14:11 309
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

"Informasi apa yang kamu punya?" tanya Senja akhirnya.

Bara mengeluarkan flashdisk dari sakunya dan meletakkannya di atas meja. "Ini berisi bukti transfer dana mencurigakan dari perusahaan milik Bagas ke rekening beberapa pejabat dan pengusaha."

Senja mengambil flashdisk itu dengan tangan gemetar. "Ini bisa jadi senjata yang ampuh," bisiknya.

"Memang," kata Bara. "Tapi hati-hati. Data ini bisa jadi bumerang untuk kita berdua. Bagas tidak segan-segan menyingkirkan siapapun yang menghalangi jalannya."

Senja mengepalkan tangannya, tekadnya semakin kuat. "Saya tidak akan mundur. Ini saatnya para bedebah itu menerima balasan atas perbuatan mereka."

Bara mengangguk, matanya berbinar. "Kalau begitu, selamat datang di neraka, Senja. Mari kita bakar habis para bedebah ini bersama-sama."

Senja dan Bara berjabat tangan, menandai dimulainya sebuah persekutuan yang berbahaya. Mereka berdua sadar, jalan yang akan mereka tempuh penuh dengan risiko. Namun, mereka tak punya pilihan lain. Mereka harus berjuang, meskipun nyawa menjadi taruhannya. Namun, saat Senja hendak membuka file di flashdisk, dia terhenyak. Layar laptopnya menampilkan pesan error. File-file pentingnya, termasuk berita yang baru saja dia tulis, semuanya hilang.

"Apa ini?" Senja berseru panik.

Bara yang melihat raut wajah Senja langsung mengerti. "Sialan," desisnya. "Mereka sudah lebih dulu menyerang."

Senja terkulai lemas di kursinya. Dia baru saja melangkah ke medan perang, tapi bahkan sebelum melepaskan tembakan pertama, senjatanya sudah dilucuti.

Bab 3: Jejak Digital yang Hilang

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
  12. 12
  13. 13
  14. 14
  15. 15
  16. 16
  17. 17
  18. 18
  19. 19
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun