Mohon tunggu...
Ahmad Faizal Abidin
Ahmad Faizal Abidin Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Sebagai seorang mahasiswa yang selalu berusaha memberikan hal-hal bermanfaat untuk semua orang, saya senang berbagi ide dan inspirasi dalam berbagai bentuk. Mulai dari artikel mendalam, opini yang membuka wawasan, puisi yang penuh makna, hingga cerpen yang menghibur dan humor yang segar. Setiap karya yang saya hasilkan bertujuan untuk memberi nilai tambah, memperkaya pengetahuan, dan menghadirkan senyuman di tengah rutinitas sehari-hari. Melalui tulisan, saya berharap bisa membangun jembatan pemahaman dan mendorong kreativitas, baik untuk diri sendiri maupun orang lain.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Di Bawah Bayang-Bayang Kekuasaan: Kebangkitan Banteng di Luar Arena

29 Februari 2024   15:37 Diperbarui: 29 Februari 2024   15:41 256
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Anggukan pelan dan helaan napas berat mengiringi ucapan Watimaga. Suasana kembali hening.

"Namun, kekalahan ini bukanlah akhir dari perjuangan kita," lanjut Watimaga. "Hari ini, kita berkumpul untuk membahas langkah kita selanjutnya. Kita harus menentukan sikap, apakah kita akan menerima kekalahan ini atau bangkit sebagai oposisi yang kuat dan konstruktif."

Ucapan Watimaga memicu beragam reaksi. Beberapa petinggi senior tampak ragu-ragu.

"Bu, menjadi oposisi itu tidak mudah," ujar Pak Harun, salah satu petinggi senior, suaranya bergetar. "Kita akan menghadapi banyak rintangan dan tekanan dari pemerintah."

"Benar, Pak Harun," timpal Pak Budi, petinggi senior lainnya. "Apalagi selama berkuasa, Partai Garuda dikenal dengan politik bulldozer mereka. Kita harus berhati-hati."

Watimaga mengangguk, memahami kekhawatiran para seniornya. Namun, ia juga melihat peluang di balik tantangan.

"Memang menjadi oposisi tidak mudah," kata Watimaga. "Tapi, bukankah selama ini kita mengkritik gaya kepemimpinan mereka yang otoriter? Sekarang saatnya kita tunjukkan pada rakyat bahwa kita bisa menjadi oposisi yang cerdas dan kritis."

"Saya setuju dengan Bu Wati," sela Bagas, Sekjen partai. "Sebagai oposisi, kita bisa lebih fokus memperjuangkan kepentingan rakyat dan mengawasi jalannya pemerintahan. Ini bisa menjadi kesempatan untuk merebut kembali kepercayaan rakyat untuk pemilu mendatang."

Para petinggi saling berpandangan, menimbang-nimbang argumen yang disampaikan. Ada keraguan, namun perlahan mulai muncul semangat baru.

"Bu, bagaimana struktur partai jika kita menjadi oposisi?" tanya Bu Rini, petinggi perempuan yang vokal.

"Struktur partai tidak akan banyak berubah," jawab Watimaga. "Tapi, kita perlu membentuk tim khusus yang bertugas sebagai juru bicara dan melakukan pengawasan terhadap kebijakan pemerintah."

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
  12. 12
  13. 13
  14. 14
  15. 15
  16. 16
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun