Mohon tunggu...
Ahmad Faizal Abidin
Ahmad Faizal Abidin Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Sebagai seorang mahasiswa yang selalu berusaha memberikan hal-hal bermanfaat untuk semua orang, saya senang berbagi ide dan inspirasi dalam berbagai bentuk. Mulai dari artikel mendalam, opini yang membuka wawasan, puisi yang penuh makna, hingga cerpen yang menghibur dan humor yang segar. Setiap karya yang saya hasilkan bertujuan untuk memberi nilai tambah, memperkaya pengetahuan, dan menghadirkan senyuman di tengah rutinitas sehari-hari. Melalui tulisan, saya berharap bisa membangun jembatan pemahaman dan mendorong kreativitas, baik untuk diri sendiri maupun orang lain.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Di Bawah Bayang-Bayang Kekuasaan: Kebangkitan Banteng di Luar Arena

29 Februari 2024   15:37 Diperbarui: 29 Februari 2024   15:41 253
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Di ruang kerjanya, Watimaga membaca naskah RUU tersebut dengan seksama. Wajahnya menegang, alisnya berkerut.

"Ini tidak bisa dibiarkan, Bagas," katanya kepada Sekjen partai yang berdiri di sampingnya. "RUU ini jelas merugikan rakyat. Kita harus mengambil sikap."

"Setuju, Bu," jawab Bagas. "Kita perlu segera menggelar konferensi pers dan menyampaikan kritikan kita terhadap RUU ini."

Tak berselang lama, markas Banteng dipenuhi awak media. Watimaga, dengan tegas, menyampaikan penolakan partainya terhadap RUU tersebut.

"RUU ini tidak hanya merugikan rakyat, tapi juga berpotensi melemahkan demokrasi kita," kata Watimaga, suaranya lantang. "Partai Banteng mendesak pemerintah untuk mencabut RUU ini dan melibatkan partisipasi publik dalam proses legislasi."

Pernyataan Watimaga disambut sorakan dan tepuk tangan dari para aktivis yang ikut hadir dalam konferensi pers tersebut. Berita penolakan Banteng terhadap RUU itu pun menjadi sorotan media.

Sementara itu, di dalam Istana Negara, para petinggi Koalisi Garuda sedang berdiskusi. Wajah mereka masam membaca berita di layar lebar yang menampilkan konferensi pers Banteng.

"Sialan! Banteng semakin menjadi-jadi," gerutu Menteri Hasan, tangannya mengepal di atas meja.

"Mereka memang selalu pandai mengambil alih panggung," sahut Menteri Budi, nada bicaranya kesal.

"Kita tidak bisa tinggal diam," ujar Presiden Prabowo, suaranya tegas. "Cari cara untuk mendelegitimasi kritik mereka. Sebarkan isu bahwa Banteng hanya mencari sensasi dan tidak memikirkan kepentingan nasional."

Para menteri berdiskusi, menyusun strategi untuk membungkam suara oposisi. Mereka tak ingin citra pemerintahan mereka tercoreng akibat kritikan Partai Banteng.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
  12. 12
  13. 13
  14. 14
  15. 15
  16. 16
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun