Mohon tunggu...
Ahmad Faizal Abidin
Ahmad Faizal Abidin Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Sebagai seorang mahasiswa yang selalu berusaha memberikan hal-hal bermanfaat untuk semua orang, saya senang berbagi ide dan inspirasi dalam berbagai bentuk. Mulai dari artikel mendalam, opini yang membuka wawasan, puisi yang penuh makna, hingga cerpen yang menghibur dan humor yang segar. Setiap karya yang saya hasilkan bertujuan untuk memberi nilai tambah, memperkaya pengetahuan, dan menghadirkan senyuman di tengah rutinitas sehari-hari. Melalui tulisan, saya berharap bisa membangun jembatan pemahaman dan mendorong kreativitas, baik untuk diri sendiri maupun orang lain.

Selanjutnya

Tutup

Roman Pilihan

Melodi Cinta di Kampus Biru

6 Februari 2024   14:18 Diperbarui: 6 Februari 2024   14:28 261
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pinterest.com/nottsleep 

Laras tersenyum pilu. "Aku berjanji, Bim. Dan aku akan menunggumu pulang."

Mereka berpelukan erat, air mata tak bisa mereka bendung lagi. Deru pesawat yang mengantar Bima ke negeri jauh membawa serta sebagian kebahagiaan Laras.

Hari-hari berikutnya terasa hampa bagi Laras. Ia fokus pada pameran dan kuliahnya, tapi bayang Bima selalu hadir dalam benaknya. Ia terus berkarya, menuangkan rindu dan harapannya ke dalam setiap lukisan.

Beberapa tahun berlalu. Laras telah menjadi seniman yang diperhitungkan, karyanya dipamerkan di berbagai galeri ternama. Bima pun telah menyelesaikan pendidikannya dan bekerja di perusahaan internasional.

Suatu hari, Laras menerima undangan pameran seni di kota tempat Bima tinggal. Tanpa ragu, ia memutuskan untuk pergi.

Saat pembukaan pameran, Laras dikejutkan dengan kehadiran Bima. Mereka berpelukan dengan haru, rindu bertahun-tahun tertumpah dalam pelukan itu.

"Laras, kamu semakin cantik dan sukses," ucap Bima dengan mata berbinar.

Laras tersenyum. "Kamu juga, Bim. Dan kamu sudah mewujudkan mimpimu."

Mereka bercerita tentang pengalaman masing-masing, tertawa bersama mengenang masa lalu, dan berdiskusi tentang rencana masa depan.

Malam harinya, Bima mengajak Laras ke tempat khusus. Di bawah langit berbintang, Bima berlutut di hadapan Laras, sebuah kotak cincin di tangannya.

"Laras, maukah kamu menikah denganku dan mewujudkan mimpi kita bersama?"

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
Mohon tunggu...

Lihat Konten Roman Selengkapnya
Lihat Roman Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun