"Oke"Â
"Gi, pokoknya kamu harus temenin aku chat ya" Gia ngeforward chatku kemarin. "Lain kali nggak usah ngomong kalo nggak bisa."
Jlep. Ada rasa nyesek dan malu ke Gia, tapi aku nggak terima juga dikira selingkuh. Tak terasa mataku berkaca - kaca, kepalaku pusing.
"Kenapa lo?"Â Suara Bagas membuatku kaget. Kusadari bukan hanya Bagas yang memperhatikanku tapi mereka semua. Mau tidak mau aku menceritakannya, dan respon temanku diluar dugaan.
" Toxic ya pacar lo, hidup tu bebas"Â Bagas memulai pembicaraan.
"Gue sama pacar tuh santai, mau gue dekat, jalan, boncengan sama cowok lain dianya nggak masalah, dan gue juga sebaliknya, komitmen aja si"Â
Mendengar penuturan Kinan sebenarnya aku kurang setuju. Waktu tau Gia kepoin Instagram sahabatnya saja aku cemburu setengah mati.
"Yaudah nggak usah dipikirin bro, besok gue jamin lo happy lagi" Arga menenangkanku. Ya sejak itulah awal mula pengkhinatanku.
Pagi itu jadwal kami ke sawah membantu Petani yang bernama Pak Adeng menanam padi. Arga benar, bermain lumpur dengan mereka benar - benar menyenangkan. Dan yang lebih menyenangkan lagi..
"Kenalin ini Nara dari KKN 097, besti gue yang gue ceritakan kemarin mirip aszhdydxh hahaha"Â Bisik Kinan ke telingaku seraya tertawa. Dia mengenalkan seorang wanita disampingnya kepada kami semua.
Aku sedikit terenyuk menatap mukanya, seperti melihat sosok yang sangat aku kenal, ada rasa dingin masuk dalam relung - relung hatiku saat dia membalas sapaanku.