Saat Marvel berbalik badan setelah membuka jendelanya. Muncul Julio di hadapannya. Marvel terkejut dan sontak sedikit berteriak. Untung saja, di lantai 2 hanya ada dia seorang. Jadi tidak ada yang mendengar teriakannya. Marvel ini sangat mudah terkejut.
Marvel bertanya kepada Julio, "Apakah ini kamu yang menulisnya?" Julio mengangguk dan menunjuk ke gudang belakang yang dia ajak Marvel tadi. Memang Marvel tadi belum sempat melihat ke dalam gudang. Jadi Marvel tidak tau ada apa di dalam gudang itu. Dan Ketika Marvel melirik ke gudang tersebut, ada Gree di sana yang ingin mencoba masuk ke dalam gudang namun rasa takutnya juga tidak kalah besar dari Marvel.
"Baiklah, nanti malam antar aku ke gudang itu, ya?"
Julio mengangguk, lalu menghilang.
"Fyuh.." Marvel membuang nafas berat seraya mengusap dadanya untuk menenangkan dirinya.
Jam sudah menunjukkan pukul 5 sore.
Ada yang menyentuh Pundak Marvel dari balik jendela. Marvel melotot karena melihat bayangan yang menyentuhnya di balik jendela itu. Bayangannya besar, hitam pekat, dan berbentuk menyeramkan. Marvel maju beberapa langkah terlebih dahulu baru membalikkan badannya secara paksa untuk melihat sosok apa sebenarnya yang menyentuk pundaknya tadi.
"Oalah" ucap Marvel. "Kamu ternyata"
Gree tertawa kecil menunjukkan senyum manisnya.
"Kenapa bayangan kamu sangat besar dan menyeramkan tadi?" tanya Marvel.
"Apa maksudmu?"