Mohon tunggu...
Ade Lanuari Abdan Syakura
Ade Lanuari Abdan Syakura Mohon Tunggu... Guru - Bersatu padu

Hanya manusia biasa yang diberikan kehendak oleh Tuhan untuk menggoreskan pena pada secarik kertas kusam.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Kita Semua Sama dan Bersaudara

13 September 2018   08:09 Diperbarui: 13 September 2018   08:15 492
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Beneran aku enggak tau maksud kamu."

 

David maju dan mencengkram kerah baju Adi.

 

"Mulai sekarang, pas pelajaran, kamu enggak boleh banyak tanya sama guru. Kamu enggak boleh jadi anak kritis dihadapan guru. Kalo ada pertanyaan yang dilontarkan sama guru, enggak usah dijawab. Bilang aja enggak tau."

 

Adi hanya tersenyum.

 

"Oh, cuma itu?" Adi menjawab dengan santai.

 

Mendengar jawaban santai dari Adi. Ketiga anak itu malah bingung dan salah tingkah. Ketiga anak itu saling bertatap muka. Apa yang mereka ancam tidak menjadi beban bagi Adi. Sebelum semuanya jadi aneh, mereka buru-buru pergi meninggalkannya dan menuju bangku masing-masing. Lagi pula juga sudah bel masuk, siapa tau ada pak guru masuk ke kelas. Yang dikhawatirkan, jangan-jangan apa yang mereka lakukan diketahui oleh guru sebagai pembullyan terhadap teman. Bisa-bisa mereka diskors tidak boleh sekolah selama satu minggu.   

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
  12. 12
  13. 13
  14. 14
  15. 15
  16. 16
  17. 17
  18. 18
  19. 19
  20. 20
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun