Anak-anak tampak diam dan terlihat antusias mendengar penjelasan dari pak Muhtadi.
"Jadi, HOS Tjokroaminoto menjelaskan pada kita bahwa antara satu orang dengan orang lain itu bersaudara. Semua manusia dimata Tuhan sama. Dia tidak melihat suku, ras, etnis, jabatan, pangkat, golongan, dan pekerjaan manusia. Tuhan melihat manusia berdasarkan perbuatannya. Jika seorang manusia melakukan perbuatan yang bermanfaat untuk manusia lain, maka perbuatan tersebut merupakan suatu nilai lebih dari seorang manusia kepada-Nya."
"Kesamaan diantara manusia itu menimbulkan pertemanan, sehingga antara satu manusia dengan manusia lain itu ibarat satu tubuh. Apabila kepala merasakan sakit, maka tangan akan bergerak untuk mencari obat agar sakit dikepalanya bisa sembuh. Begitu pula manusia, jika ada seseorang yang merasakan kesulitan dan membutuhkan uluran tangan dari orang lain, maka orang yang mampu harus membantunya."
"Sampai sini ada pertanyaan?" Pak Muhtadi bertanya kepada para siswanya.
"Saya pak." Adi mengacungkan jari telunjuk kanannya.
"Iya silahkan Adi."
"Salah satu karya HOS Tjokroaminoto itu 'Islam dan Sosialisme', apakah sosialisme yang diajarkannya sama dengan sosialisme negara komunis, seperti Rusia dan Cina?"
"Pertanyaan bagus Adi. Sosialisme yang diajarkan Tjokroaminoto adalah sosialisme yang berdasarkan nilai-nilai keislaman seperti kemerdekaan, persamaan, dan persaudaraan. Islam mengajarkan kepada pemeluknya untuk saling tolong-menolong dalam mewujudkan perdamaian. Ada suatu hadist Nabi yang berbunyi: 'Sebaik-baik manusia adalah yang bermanfaat bagi orang lain.' Ini merupakan dasar bagi umat muslim agar senantiasa bisa menumbuhkan kepekaan sosial di lingkungannya ketika ada yang membutuhkan bantuan dan uluran tangan. Tjokroaminoto ingin menyampaikan bahwa muslim tidak hanya dituntut untuk salih secara individu, tapi juga salih secara sosial."
  Adi mengangguk paham. Dia memahami apa yang disampaikan oleh pak Muhtadi. Apabila ajaran Tjokroaminoto diresapi secara mendalam dan dilaksanakan, maka sungguh akan memberikan dampak yang sangat baik tidak hanya untuk satu golongan, tapi untuk seluruh golongan. Inilah inti dari ajaran Islam yang mengajarkan rasa welas asih kepada sesama manusia yang harus terus-menerus dilaksanakan.
Banyak hal yang belum diketahui Adi tentang Tjokroaminoto. Dia ingin membeli buku karangannya, lalu dia pelajari agar bisa mewarisi semangat sosial dan bisa melaksanakan hal tersebut dalam kehidupan sehari-hari.
                              ****