"Ya, Paduka."
"Sebarkan telik sandike seluruh tanah Jawa! Tangkap putera mahkota Giri!"
"Titah Paduka hamba laksanakan."
Selepas Tumenggung Alap Alap dari sitihinggil, Sultan Agung memasuki kedaton. Seusai duduk di kursi kayu jati berukir, ia terseret ke dalam perasaan tak menentu. Di satu sisi, ia merasa bahagia. Karena Kasunanan Giri telah dapat ditaklukkan. Di sisi lain, ia berduka. Karena Ratu Pandansari tak ikut kembali ke Mataram. Di sisi lainnya lagi, ia kecewa. Karena putera mahkota Giri dapat lolos dari tangkapan. Berulang kali, ia menghela napas panjang.
-Sri Wintala Achmad-
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H