Stabilitas Keluarga: Ketegangan dalam keluarga, perceraian, atau konflik antara anggota keluarga dapat berdampak negatif pada perkembangan emosi anak.
2. Lingkungan Sosial
Interaksi dengan Teman Sebaya: Pengalaman bersosialisasi dengan teman sebaya membantu anak belajar keterampilan sosial, seperti berbagi, berempati, dan bekerja sama.
Lingkungan Sekolah: Lingkungan yang aman dan mendukung di sekolah dapat memfasilitasi perkembangan sosial emosional anak. Guru yang responsif dan suasana sekolah yang positif mendorong anak merasa dihargai dan aman.
Lingkungan Masyarakat: Kondisi lingkungan yang mendukung, seperti tetangga yang ramah dan aman, dapat memberikan rasa stabilitas emosional bagi anak.
3. Pengalaman Kehidupan
Pengalaman Trauma atau Stres: Anak yang mengalami trauma, seperti kekerasan fisik, penelantaran, atau kehilangan orang yang dicintai, dapat mengalami kesulitan dalam perkembangan emosional.
Peristiwa Kehidupan: Perubahan besar, seperti pindah sekolah, lingkungan, atau perpisahan dengan teman-teman dekat, bisa mempengaruhi kesejahteraan sosial dan emosional anak.
4. Temperamen Bawaan
Sifat Dasar Anak: Temperamen atau sifat bawaan anak, seperti apakah mereka lebih cenderung emosional atau lebih tenang, juga mempengaruhi bagaimana mereka merespons tantangan sosial dan emosional. Misalnya, anak yang lebih mudah merasa cemas mungkin perlu dukungan lebih besar dalam situasi sosial.
5. Pengaruh Media dan Teknologi