Mohon tunggu...
Arung Wardhana Ellhafifie
Arung Wardhana Ellhafifie Mohon Tunggu... Sutradara film -

Buku Terbarunya Tubuh-Tubuh Tompang Tresna (dan 7 lakon lainnya); (bitread, 2017), Gidher (Ladang Pustaka, 2017), Gambir (bitread, 2017), kumpulan puisi tunggal ; Mancok (Pustaka Ranggon, 2018), Mampus (Pustaka Ranggon, 2018).

Selanjutnya

Tutup

Drama

Laknat

10 Februari 2016   20:14 Diperbarui: 10 Februari 2016   20:22 42
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

SESEORANG: Karena mau buru-buru, bukankah sifat buru-buru itu pekerjaan iblis?

SESEORANG: (BERTERIAK LANTANG) Kau yang Iblis.

 

HENDAK MELAWAN, TAPI MALAH DI TAWAN, HENDAK MENERJANG, MALAH DI TERJANG LEBIH DULU, HENDAK MENENDANG, MALAH DI TENDANG LEBIH DULU, SEMAKIN SEKARAT, LALU DI LUDAHI, DAN DI KENCINGI.

 

SESEORANG: Bersenang-senanglah terlebih dulu, nanti ku beritahu.

 

18

PANGGUNG KEMBALI BERUBAH, CAHAYA BERUBAH. DI IRINGI BEBERAPA PENARI MELENGGAK LENGGOK, PANGGUNG PENUH PESTA PORA, SALING MENELANJANGI DAN MENGKEBIRI, ADA YANG MENIKMATI, ADA YANG DI NIKMATI, SEHINGGA SEGALANYA MENJADI MABUK HINGGA BUNGKUK, IA SEMAKIN GAGAH PERKASA MENCIUMI YANG BISA DI CIUMI.

 

SESEORANG: Berpestalah sampai puas, karena di sinilah sesungguhnya tempat berpesta, tempat kita menemukan jati diri, tempat kita sesungguhnya, mari, mari mabuk bersama sayang, ayolah, mendekatlah denganku, ciumlah aku, ciumlah, biarkan semua orang menonton kita, karena mereka hanya budak-budak kita, mereka bukan siapa-siapa, mereka hanya sekumpulan sampah yang kita bisa musnahkan kalau kita mau, mereka hanya cecunguk yang bermimpi mau bertemu Tuhannya, mereka hanya orang gila yang duduk-duduk membaca mantra pada setaip nisan yang berkafan, mereka hanya sekumpulan manusia yang tidak tahu bagaimana caranya menikmati hidup, mereka tidak tahu jalan keluarnya, sehingga tak mampu membedakan antara iblis dan Tuhannya sendiri, ayo kemarilah, kita membuat sebuah tradisi yang baru, kita membuat sebuah kebudayaan yang baru, mari sayang, jangan malu-malu, ayo bercumbulah sampai kita mabuk, mari kita buat malam ini semakin indah, sebelum kita menentukan siapa yang paling berkuasa, sebelum kita pastikan bahwa mereka akan bertemu Tuhannya lebih cepat dari jadwal yang kita tentukan sebelumnya, mari sayang, ayo! Ayo! Ayo serang! Serang! Serang!!!!!

HALAMAN :
Mohon tunggu...

Lihat Drama Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun