Untuk tiba pada tahapan akhir pekerjaan membangun, tentu ada bagian-bagian dari pekerjaan besar tersebut. Membuat fondasi adalah target awal (pertama), lalu memasang dinding sebagai target kedua, memasang koseng pintu dan jendela merupakan target ketiga, mema-
sang rangka kap dan mengatapinya adalah target keempat, target terakhir adalah finising, yaitu memasang daun pintu, daun jendela, tegel lantai dan pengecatan serta pagar. Demikian langkah-langkah strategis itu dirumuskan dan disusun secara berurut; dari mana dimulai dan sampai di mana akan diakhiri.
Rumusan langkah-langkah strategis itu harus dapat terukur (tidak ngambang), yaitu tentang apa dan bagaimana rumusan kerja yang akan dilakukan; tentunya adalah hal kerja yang diprediksi (diramalkan, diprakirakan) dapat dilakukan menurut kesanggupan, waktu dan situasinya.
Di sini langkah-langkah yang akan ditempuh itu dibuat dalam bentuk kalimat-kalimat pendek, kalimat-kalimat efektif; mudah dibaca – mudah dimengerti. Tiap kalimat memuat hanya satu subyek dan satu obyek kalimat, sehingga pengertiannya tidak “mendua” atau tidak bermakna lain.
Contoh. Katakanlah tujuan akhir mahasiswa adalah (gelar) kesarjanaan. Untuk mencapai tujuan akhir (gelar) itu ditempuh melalui rumusan-rumusan dan pelaksanaan target (giat kuliah, dsb.) yaitu dengan mengumpul atau menyelesaikan sejumlah SKS (Satuan Kredit Semester).
Kredit adalah sejumlah utang yang harus dibayar (diselesaikan) dengan jalan mengikuti kegiatan perkuliahan sampai dinyatakan lulus. Rumusan target di sini dinyatakan dengan jumlah SKS (kuantitatif) yang akan dikerjakan/diselesaikan dalam setiap semester (target semester). Secara kualitatif dapat diukur (terukur} dengan nilai/angka kelulusan dan bobot yang disebut IPK (indeks prestasi kumulatif).
Tujuan akhir (goal) diukur dengan lunasnya seluruh SKS dalam semua semester dan bobotnya dnyatakan dengan satuan ukuran PK (prestasi kumulatif). Atas dasar itu, mahasiswa diberi “kwitansi lunas” berupa keputusan yudisium lulus dan menerima ijazah. Jadi, semua langkah-langkah strategis yang akan ditempuh harus dapat diukur atau terukur, jelas sentuhannya (interkoneksi, interelasi fungsi) terhadap tujuan akhir (goal).
Untuk mencapai tiap target – yang disebut semester – itu, maka rangkaian kurikulum dipenggal-penggal dan diterjemahkan ke dalam KRS (Kartu Rencana Studi) per semester; adalah rumusan target dalam bentuk urutan-urutan mata kuliah yang harus/akan dikerjakan sampai dilulusi.
Angka atau nilai kelulusan tiap mata kuliah, itulah hasil kerja monitoring dan evaluasi dan diinformasikan kepada mahasiswa; yang dalam hal ini dilakukan oleh masing-masing dosen yang bersangkutan; karena dosen adalah “manajer” perkuliahan.
Adapun yang dimaksud dengan proses pengelolaan input-input material, energi, waktu dan sekuritas dalam skema di atas (Gbr. 1) akan diterjemahkan sebagai segala rangkaian kegiatan belajar, belajar sendiri, kuliah di kampus, praktek laboratorium, praktek lapangan, diskusi, seminar, ujian, dan lain-lain sebagainya.
Semua itu dilakukan dengan prinsip efisien (berdayaguna) dan efektif (berhasilguna). Di sini, mahasiswa dalam periode usia belajarnya dituntut harus mampu melakukan penyesuaian-penyesuaian dengan caranya sendiri, sesuai kapasitas yang dimilikinya, yaitu dengan mengakses segala sumberdaya yang dimilikinya ke dalam proses belajar (“perilaku belajar”).