Ayah menunduk dan meraih jemari keriput Ibu. Lalu, luruhlah tetes demi tetes cairan hangat membasahi sudut pipinya yang telah termakan usia.
Ibu adalah wanita yang memang terlahir memiliki ketulusan hati sempurna. Bukan karena ia tak sakit hati, tapi karena ia begitu ikhlas menerima takdir.
Dikhianati lalu memaafkan lagi. Berkali-kali. Sampai akhirnya Ayah menyadari bahwa ada kalanya wanita selalu memaafkan bukan karena masih menyimpan cinta, tapi karena wanita adalah makhluk yang tak kenal pamrih. Hanya demi kebahagiaan anak-anaknya ia akan rela tetap menerima seberat apa pun pengkhianatan yang dilakukan suaminya.
Tamat
Cianjur,12 November 2022
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H