Mohon tunggu...
Zatil Mutie
Zatil Mutie Mohon Tunggu... Guru - Penulis Seorang guru dari Cianjur Selatan

Mencintai dunia literasi, berusaha untuk selalu menebar kebaikan melalui goresan pena.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Cinta dalam Secuil Wajik

12 November 2022   20:51 Diperbarui: 12 November 2022   21:19 415
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Wajik: Dok. Pribadi

"Siapa tante yang bersama Ayah tadi, Bu?" Aku beranikan bertanya malam itu.

Ibu selalu menggeleng. Lalu, menyuruhku segera pergi  ke kamar untuk belajar. Kakak bahkan menangis meminta Ibu untuk jujur. Mungkin karena dia perempuan. Hingga bisa merasakan penderitaan Ibu.

Ternyata gosip itu menjadi nyata. Ayah melakukan affair dengan wanita lain bahkan berniat menikahinya. Aku tahu saat datang menemui Ayah ke tempat dia bekerja untuk meminta uang SPP. Ayah bersama seorang wanita cantik. Aku tidak diberi uang, tapi justru disuruh pulang dan meminta kepada Ibu.

Setelah itu, Ayah menghilang dari rumah selama beberapa bulan.

***

Beberapa bulan kemudian, Ayah kembali datang. Penampilannya tak seperlente dulu.  Dia menciumi kami satu per satu. Seperti aktor yang sedang memainkan drama penuh intrik.

"Kenapa Bapak balik lagi?kenapa! Apa aku ini hanya tempat kembali saat kau bangkrut?" cecar Ibu  menyambut di depan pintu dapur.

"Wanita siapa? Aku pergi demi urusan bisnis," sergah pria itu tanpa menatap wajah sang istri.

Ibu memandang wajah lelaki yang telah menikahinya selama lebih dari 12 tahun itu dengan tajam, lalu mendengkus.

Selama beberapa hari, Ibu terus membiarkan Ayah dalam kebisuannya. Seolah kehadirannya itu tak dianggap sama sekali. Pertanyaan dan sapaan Ayah tak pernah dijawabnya. Hingga kadang, aku dan Kakak merasa iba pada Ayah dan sedikit kesal dengan sikap Ibu.

"Sampai kapan kamu mau mengabaikanku seperti ini? Apa tak malu dengan anak-anak," keluh Bapak mulai terdengar sore itu.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun