"Ups, ya ada yang terlupakan nih..."bisik Pinto kepada teman-temannya.
"Kenapa?" jawab yang lain.
"Lusa si Diana kan mau menikah dengan seorang tentara, bukankah dahulu si Ilham pacarnya Diana?" bisik Pinto seraya menatap Ilham yang berlalu.
"Astagfirullah hal'adzim...! Kasian sekali Ilham yah..!" teman-temannya menggeleng-gelengkan kepala.
Diruangan tamu yang megah, Pak Ilyas, Bu Sartika, dan Diana duduk dengan wajah sendu. Sementara Ilham duduk dihadapan mereka dengan wajah tenang.
"Nak Ilham, kami sangat bersyukur kamu telah selamat...! Bahkan papa sangat takjub dengan perjuanganmu menyelamatkan diri di pulau itu.."Ujar Pak Ilyas sambil tersenyum lembut.
"Iya Pak, Allah maha kuasa atas segalanya. Kini saya sudah kembali pak, dan saya ingin berbicara dengan Diana, bolehkah pak?" jawab Ilham seraya menatap Diana yang menunduk.
"Hm, sebenarnya Papa mengerti perasaan kalian nak, namun kau telah pergi sekian lama dan tiada berita. Kami menyangka kau telah tiada, jadi untuk menghilangkan kesedihan Diana, kami menerima lamaran Joni seorang anggota TNI. Maafkan kami nak..!"Ujar Pak Ilyas dengan menyesal.
Bagikan disambar petir, Ilham menatap sayu kearah Keluarga itu. Pikirannya kosong. "Jadi...? Diana akan menikah pak..?"tanya Ilham gemetar.
"Benar nak..! mulai saat ini, kami harap kau tidak mengganggu Diana lagi..!"Jawab Pak Ilyas dengan wajah sedih.
"Tapi pak... aku sudah memiliki rezeki yang cukup untuk hidup bersama Diana. Tolong pak, beri kesempatan aku sekali ini saja..!" Ilham terduduk bersimpuh dan matanya memerah.