Orang-orangpun berkumpul dan menuntun Ilham kerumahnya. Disebuah rumah yang sederhana, tampak seorang Pria berumur 70 Tahunan duduk menghisap rokok, sementara seorang wanita paruh baya tampak sedang mengangkat kain dari jemuran.
"Kakak..!! lihat siapa yang pulang ini..!" teriak Mak Ita seraya membimbing tangan Ilham bersama para tetangga.
Wanita yang sedang mengangkat jemuran menoleh dan mengucek matanya. Tangannya gemetar, mulutnya menganga, ia ambruk dan langsung dibopong oleh suaminya.
"Ibu...!!! Ayah...!!!"teriak Ilham berlari menghampiri mereka. Setelah siuman, Bu Riska ibunya Ilham memeluk anaknya, menciumnya dengan linangan air mata, sementara Pak Ardi ayahnya Ilham tampak memuja dan memuji kuasa Tuhan Yang Maha Kuasa.
Sore itu, keluarga tersebut menggelar do'a syukuran bersama tetangga, dan Ilham menceritakan pengalamannya yang berpetualang dipulau tak berpenghuni. Namun ia tidak menceritakan kisahnya di negara Perancis dua tahun terakhir ini.
"Apa...? Ilham sudah kembali pulang?"pekik Pak Ilyas seraya menatap anak buahnya. Sementara Diana yang baru mencoba pakaian pengantinnya terbelalak.
"Hah? Ilham sudah kembali...?"ujarnya tak percaya.
"Benar Kak, Ilham sudah kembali, dan sekarang ia sedang duduk diwarung kopi didepan rumah kita..!" ujar anak buah ayahnya.
Diwarung kopi, Ilham duduk bersama teman-temannya seraya tertawa berkelakar ria. Orang-orang takjub dengan cerita Ilham yang berjuang dipulau tak berpenghuni demi menyelamatkan dirinya.
"Ilham, Pak Ilyas mengundang anda kerumah sebentar..!" Ujar seorang pemuda yang datang menghampiri mereka.
"Oh ya?, baiklah teman-teman saya permisi dulu..!" ujar Ilham seraya berdiri dan membayar minuman untuk teman-temannya.