Mohon tunggu...
Zainal Tahir
Zainal Tahir Mohon Tunggu... Freelancer - Politisi

Dulu penulis cerita, kini penulis status yang suka jalan-jalan sambil dagang-dagang. https://www.youtube.com/channel/UCnMLELzSfbk1T7bzX2LHnqA https://www.facebook.com/zainaltahir22 https://zainaltahir.blogspot.co.id/ https://www.instagram.com/zainaltahir/ https://twitter.com/zainaltahir22 https://plus.google.com/u/1/100507531411930192452

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Taulolonna Gowa

18 Februari 2018   16:41 Diperbarui: 22 Februari 2018   14:02 734
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Daeng Amir tersenyum saja melihat tingkah Inal sambil berkata. "Kok ditinggal sedirian. Hati-hati lho nanti dirampas orang lain."

Inal tersenyum lagi.

Melani mengangkat alisnya. Tiba-tiba saja ingatannya menjadi jernih. Diperhatikannya cowok itu dengan seksama. Kemudian dia merasa yakin bahwa pemuda yang sudah berada diseberang jalan menuju rumah Rais itu adalah Zainal Tahir, si mesterius' yang membuatnya sangat penasaran akhir-akhir ini.

********

''Kau brengsek!" gerutu Rais ketika Inal baru saja memasuki pintu. Inal menatap heran. "Kau bilang mau datang jam sebelas, sekarang jam dua belas. Dari tadi saya tunggu kau tak muncul. Terpaksa hari ini kita bolos lagi kuliah!"

Inal tergelak.

"Jangan tertawa, Nal! Kau pikir saya tak marah menunggu sekian lama macam orang bego?"

"Kau sering telat, dan saya sering menunggu kau sekian jam, tapi sekali kau tunggu saya sekian menit, kau kalap!" jawab Inal di sela tawanya.

"Satu jam bukan waktu yang singkat untuk menunggu, Bung!" sergah Rais jengkel.

"Maaf deh, Is. Saya bertemu Melani di jalan."

Sesaat Rais ternganga, kemudian menghempaskan napasnya kuat-kuat.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun