Mohon tunggu...
Zahra Feby Arisanti
Zahra Feby Arisanti Mohon Tunggu... Lainnya - Siswa SMA

Hobi saya menggambar fanart sambil mendengarkan musik. Di sela-sela waktu suka baca atau menonton film yang berkaitan dengan sejarah. Kadang kala juga suka menonton anime

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Pembunuh atau Pahlawan?

1 November 2024   23:40 Diperbarui: 1 November 2024   23:56 56
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

"Kau berlebihan Harun," balas Aji agak takut. Harun maju beberapa langkah.

"Aku pernah mendengar. Seseorang yang menghabisi orang lain disebut pembunuh, tapi seseorang yang menghabisi musuhnya-" Harun memotong pembicaraannya.

"Disebut pahlawan" sambung Harun membalikkan badan dan menatap tajam Aji. Aji merasa Harun tidak main-main dengan perkataannya.

***

Kehidupan Harun semakin baik, dia senang keluarganya selamat dan sehat. Waktu terus berjalan, hingga pada Agustus 1945 Jepang menyerah karena pengeboman Kota Hiroshima dan Nagasaki dari Amerika. 17 Agustus 1945 berita pembacaan proklamasi menyebar diseluruh radio Indonesia, kebahagiaan dirasakan seluruh masyarakat. 19 Agustus PETA dibubarkan Jepang sendiri. Bekas anggota PETA menjadi anggota TKR (Tentara Keamanan Rakyat) yang berfokus pada memelihara keamanan wilayah. Baru satu bulan merasakan kemerdekaan para sekutu kembali ke Indonesia, orang-orang Belanda itu tidak membiarkan kita mendapat kebebasan.

Pada 21 November, pasukan Inggris yang berada di Magelang ditarik ke Ambarawa dan dilindungi oleh pesawat-pesawat udara. Pertempuran mulai berkobar 22 November, saat pasukan Inggris melakukan pengeboman terhadap kampung-kampung di sekitar Ambarawa. Pasukan TKR bersama pasukan pemuda lain yang berasal dari Boyolali, Salatiga, dan Kartasura membentuk garis pertahanan sepanjang rel kereta api dan membelah Kota Ambarawa. 26 November, salah satu pimpinan pasukan harus gugur terkena tembakan pesawat pengintai Si Congor Merah. Ia adalah Letnan Kolonel Isdiman, pemimpin pasukan asal Purwokerto. Posisinya pun digantikan oleh Kolonel Soedirman.

Pasukan TKR Magelang datang menambah kekuatan untuk Ambarawa, walau beberapa hari sebelumnya mereka berperang di Magelang, tapi tidak memadamkan api semangat dalam diri. Perjalanan yang cukup lama melelahkan mereka yang berdusukan di dalam truk. Besok adalah puncak pertempuran Ambarawa, pertarungan hebat antara TKR dipimpin Kolonel Soedirman dan tentara Inggris bersama sekutu dipimpin Brigadir Bethell. Harun tak berhenti berdoa untuk diberi pertolongan pada yang kuasa. 12 Desember 1945, ayam jantan belum berkokok pasukan harus menuju target masing-masing dengan senjata lengkap. Pukul 04.30 serangan berlangsung dengan hebat, tentara Inggris mengeluarkan pasukan tangguh mereka.

"Belanda ..., aku tak menyangka akan bertemu kalian lagi. Bersiap matilah kalian!" guman Harun tersenyum dendam.

Serangan udara dijatuhkan, anggota TKR menjadi korban, seolah-olah mereka tahu tempat persembunyian TKR.

"Jadi itu Congor Merah? Mereka yang membunuh Letkol Isdiman" sambung Harun. Musuh bertambah, Harun dan Aji terpaksa mundur bersembunyi.

"Aji! Sembunyi di balik tembok itu!" perintah Harun.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun