7.Penilaian autentik (authentic assesment)
Melalui tes saja belum cukup untuk mengukur pencapaian siswa. Evaluasi yang dilakukan harus memberikan informasi yang akurat mengenai pengetahuan dan keterampilan siswa serta mengenai kapasitas program pendidikan.
Penilaian autentik merupakan suatu cara untuk mengumpulkan data dari berbagai sumber guna mendapatkan gambaran tentang perkembangan metode belajar peserta didik. Sumber data bisa saja berbentuk tes tulis, laporan kegiatan, keterampilan siswa, dan penyampaian materi yang teringkas dalam lembar kerja siswa.
Yang merupakan komponen penting pada pembelajaran kontekstual adalah kontruktivisme; menemukan; bertanya; masyarakat belajar; pemodelan, refleksi; dan penilaian autentik.
C.Karakteristik Pembelajaran Kontekstual
Delapan faktor, sebagaimana dicantumkan Johnson dalam Nurhadi, merupakan indikasi pembelajaran kontekstual, antara lain:
1.Membangun koneksi yang signifikan (making meaningfull connection). Peserta didik bisa mengelompokkan dirinya menjadi individu-individu yang aktif sembari mengejar kepentingannya sendiri.
2.Melakukan aktivitas atau tugas yang penting (doing significant work). Siswa menciptakan hubungan atau ikatan antara segala sesuatu yang terjadi dalam kehidupan nyata sebagai anggota masyarakat dan pelaku bisnis.
3.Belajar melalui pengendalian diri (self-regulated learning). Siswa terlibat dalam tugas-tugas bermakna yang terdapat tujuan, interaksi antarpribadi, hubungan dengan pengambilan keputusan, dan hasil atau barang bersifat nyata.
4.Bekerjasama (collaborating). Siswa mampu berkolaborasi. Dalam kelompok, guru dan siswa berkolaborasi, dan guru membantu siswa dalam melihat bagaimana mereka mempengaruhi satu sama lain. Mereka juga dapat berbicara satu sama lain.
5.Berpikir kritis dan kreatif (critical and creative thinking). Peserta didik mampu berpikir kritis dan kreatif, mengevaluasi, mensintesis, memecahkan masalah, dan membuat penilaian dengan menggunakan alasan dan bukti.