*Beban Akademik: Banyaknya tugas dan jadwal kuliah yang padat menjadi hambatan utama bagi mahasiswa untuk meluangkan waktu membaca buku.
*Kegiatan Non-akademik: Aktivitas organisasi dan kaderisasi juga menyita waktu mahasiswa.
*Dominasi Media Sosial: Sebagian besar waktu luang mahasiswa digunakan untuk mengakses gadget, tetapi konten yang dibaca cenderung berupa informasi singkat dan tidak mendalam.
Namun, beberapa responden mengaku memiliki cukup waktu untuk membaca bahan bacaan yang relevan dengan perkuliahan, terutama yang mendukung kebutuhan akademik mereka.
3. Relevansi Penguasaan EYD di Era Digital
Dari hasil survei, sebanyak 75% responden menyatakan bahwa penguasaan EYD (Ejaan yang Disempurnakan) tetap relevan di era digital. Alasan yang mendukung pendapat ini meliputi:
*Profesionalisme: Penguasaan EYD mencerminkan kemampuan komunikasi formal yang baik, terutama dalam konteks akademik dan dunia kerja.
*Peningkatan Kualitas Teks: Penggunaan EYD membantu menjaga kejelasan dan kredibilitas dalam menulis.
*Pelestarian Identitas Nasional: Responden menganggap EYD penting untuk melestarikan bahasa Indonesia sebagai identitas budaya di tengah dominasi bahasa asing.
Namun, 25% responden merasa bahwa EYD mulai kehilangan relevansi akibat meningkatnya penggunaan bahasa gaul dan singkatan dalam komunikasi digital.
4. Pengaruh Minat Literasi terhadap Kemampuan Menulis Akademik