Mohon tunggu...
Yuntha Bimantara
Yuntha Bimantara Mohon Tunggu... Ilmuwan - Mahasiswa Magister, Program Studi Kehutanan, Fakultas Kehutanan, Universitas Sumatera Utara

Asisten Riset Penelitian Mangrove Monitoring Extent Service, What is Controlling Tipping Points? Alumni S1 Program Studi Kehutanan, Fakultas Kehutanan, Universitas Sumatera Utara

Selanjutnya

Tutup

Healthy

Studi Etnobotani, Pemanfaatan Tumbuhan Obat Dalam Menjaga Imunitas di Tengah Pandemi

2 Mei 2020   02:32 Diperbarui: 2 Mei 2020   02:48 854
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kesehatan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Schantalao

Masyarakat Desa Bingkawan memanfaatkan daun bangun-bangun sebagai obat asam lambung. Santosa dan Hertiani (2005) pada penelitiannya menyatakan terdapat kandungan minyak atsiri pada daun bangun-bangun. Minyak atsiri bermanfaat sebagai antiseptik dan dapat melawan infeksi cacing. Daun bangunbangun juga memiliki kandungan vitamin C, vitamin B1, B12, kalsium, asam lemak, asam oksalat, dan serat. Senyawa-senyawa tersebut berpotensi sebagai antioksidan, mencegah kanker, antitumor, antivertigo, antiradang, obat lambung,
dan penyakit lainnya.

31. Terong (Solanum melongena L.)

Masyarakat Desa Bingkawan memanfaatkan daun, batang, dan akar terong sebagai obat gatal-gatal. Hastuti (2007) pada penelitiannya menyatakan terong digunakan sebagai obat tradisional, antara lain obat gatal-gatal pada kulit, obat sakit gigi, wasir, tekanan darah tinggi, dan pelancar air seni. Terong dipercaya dapat memperlancar proses persalinan jika sering dikonsumsi sebelum masa persalinan.

32. Tunjuk Langit (Helminthostachys zeylanica L.)

Masyarakat Desa Bingkawan memanfaatkan rimpang tunjuk langit sebagai obat demam. Hartini (2011) pada penelitiannya menyatakan akar rimpang tunjuk langit dimanfaatkan sebagai obat desentri, katarak, TBC stadium awal, batuk, sipilis, malaria, pegal linu, dan juga sebagai obat cuci perut tonik. Berdasarkan uji fitokimia tumbuhan ini mengandung saponin, flavonoid, dan fenolik.

REFERENSI

Azizah, N. N. 2008. Isolasi dan Identifikasi Jamur Endofit dari Daun Jambu Biji (Psidium guajava L.) Penghasil Antibakteri Terhadap Bakteri Escherichia coli dan Staphylococcus aureus. Skripsi. Fakultas Sains dan Teknologi. Universitas Islam Negeri Malang. Malang.

Batubara, R. P., E. A. M. Zuhud, R. Hermawan, dan R. Tumanggor. 2017. Nilai Guna Spesies Tumbuhan Dalam Oukup (Mandi Uap) Masyarakat Batak
Karo. Media Konservasi. 22 (1) : 79 – 86.

Dalimartha, S. 2000. Atlas Tumbuhan Obat Indonesia. Trubus Agriwidya. Jakarta.

Dewi, M., M. Aries, Hardinsyah, C. M. Dwiriani, dan N. Januwati. Pengetahuan Tentang Manfaat Kesehatan Temulawak (Curcuma xanthorrhiza.) Serta
Uji Klinis Pengaruhnya Pada Sistem Imun Humoral Pada Dewasa Obes. Jurnal Ilmu Pertanian Indonesia. 17 (3): 166  171.

Handajani, N. S. dan T. Purwoko. 2008. Aktivitas Ekstrak Rimpang Lengkuas (Alpinia galanga) terhadap Pertumbuhan Jamur Aspergillus spp. Penghasil Aflatoksin dan Fusarium moniliforme. Biodiversitas. 9 (3) : 161 – 164.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
  12. 12
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun